Jangan hanya ingat daratan saat ombak tinggi,
Ketika perahu hidup terombang-ambing gelisah,
Ingatlah daratan saat laut tenang membisu,
Ketika takdir belum bergulir dengan derasnya.
Jangan hanya ingat daratan saat badai menggempur,
Saat layar robek, tak ada lagi tempat berlabuh,
Ingatlah daratan saat angin sepoi menghembus,
Kala ombak kecil, memeluk kaki nelayan dengan lembut.
Jangan hanya ingat daratan saat perahu bocor,
Saat air masuk, dan harapan mulai tenggelam,
Ingatlah daratan saat kapal berlayar megah,
Kala pelaut bersorak, menantang cakrawala luas.
Jangan hanya ingat daratan saat lautan mengamuk,
Saat badai menerjang tanpa ampun,
Ingatlah daratan saat matahari terbit,
Memberi harapan, sinari laut yang tenang.
Jangan hanya ingat daratan saat hilang arah,
Saat kompas tak lagi menunjukkan utara,
Ingatlah daratan saat bintang berkerlip terang,
Petunjuk malam, penunjuk arah dalam gelap.
Jangan hanya ingat daratan saat karam di tengah samudra,
Saat laut berubah jadi raksasa yang haus,
Ingatlah daratan saat ikan berenang di sekitar,
Menghibur dengan gemerlap tarian bawah air.
Jangan hanya ingat daratan saat kehabisan bekal,
Saat perut kosong dan bibir kering merintih,
Ingatlah daratan saat laut berlimpah ikan,
Saat hasil tangkapan memenuhi jaring-jaring.
Jangan hanya ingat daratan saat bayangan maut datang,
Saat ombak menggulung dan mata tak lagi sanggup,
Ingatlah daratan saat hujan turun lembut,
Mengguyur kapal dengan nyanyian alam yang syahdu.
Jangan hanya ingat daratan saat kapal pecah,
Saat kayu-kayu terapung membawa kenangan,
Ingatlah daratan saat laut begitu biru,
Menampakkan pantulan langit yang penuh harapan.
Jangan hanya ingat daratan saat hati menjerit,
Saat jiwa terhimpit gelombang pasang,
Ingatlah daratan saat matahari tenggelam,
Meninggalkan cahaya emas di balik awan.
Jangan hanya ingat daratan saat tubuh lelah,
Saat tangan gemetar menggenggam tali,
Ingatlah daratan saat malam begitu tenang,
Ketika rembulan tersenyum, menerangi perjalanan.
Jangan hanya ingat daratan saat rasa takut melanda,
Saat gelombang besar datang tanpa aba-aba,
Ingatlah daratan saat semilir angin menyejukkan,
Membawa aroma garam dan kisah para pelaut.
Jangan hanya ingat daratan saat hidup di ujung tanduk,
Saat suara gelombang menggema seperti nyanyian maut,
Ingatlah daratan saat lautan memeluk,
Dengan kasih sayang yang tak pernah habis.
Jangan hanya ingat daratan saat segalanya runtuh,
Saat angin tak lagi berpihak pada layar,
Ingatlah daratan saat perahu melaju dengan riang,
Melintasi samudra dengan penuh keberanian.
Jangan hanya ingat daratan saat mimpi memudar,
Saat kelelahan menghampiri seluruh jiwa,
Ingatlah daratan, bukan sebagai pelarian,
Tapi tempat berpulang, setelah semua perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H