Di senja yang perlahan merunduk,
terbitlah bayang tentang esok yang menanti,
menyusuri waktu yang masih terbungkus,
seperti misteri di balik tirai pagi.
Setiap langkah yang aku tapaki kini,
terpancar harapan dari tiap langkahmu,
di ujung sana, di balik awan sunyi,
hari esok membisikkan janji baru.
Tangan ini, memeluk kenangan semalam,
menyusun mimpi di atas lembaran putih,
meski dunia kadang penuh guncangan,
hari esok tetap mengundang untuk menanti.
Matahari pagi membawa sinar,
mengusir gelap yang pernah menyelimuti,
bukan tentang waktu yang akan datang,
tapi tentang hati yang terus berjuang.
Kita yang dulu berpadu dalam satu alunan,
sekarang hanyalah gema yang terdengar samar,
namun dalam sepi, ada kebersamaan,
dalam mengenang, kita tetap bersama.
Lembaran hari esok, terlukis dalam angan,
bagai kanvas putih yang menunggu sentuhan,
biarlah kita berlari menuju mimpi,
meski tak pasti, kita tetap berdiri.
Di bawah langit yang terus bergulir,
terngiang suara yang menuntun hati,
esok bukanlah sebuah bayangan,
melainkan perjalanan yang tak pernah henti.
Dari jejak langkah yang telah lama usang,
aku belajar bahwa hari esok bukan soal waktu,
tapi tentang bagaimana kita melangkah,
mewujudkan apa yang selalu kita rindukan.
Jalan menuju hari esok sering terjal,
penuh rintangan dan keraguan,
namun kita tahu, kepercayaan adalah cahaya,
yang takkan pernah padam, meski badai datang.
Dengan cinta yang terus menyala,
kita tak takut akan gelapnya malam,
karena esok, seperti pelangi yang muncul,
akan memberi warna baru dalam setiap langkah.