Buku tua tanpa sampul, tak memerlukan keindahan luar,
Ia punya kekuatan dalam, yang tak bisa dibeli pasar.
Ia adalah mahakarya, tanpa nama dan rupa,
Namun setiap kata di dalamnya, adalah hidup yang nyata.
 Aku menutup buku itu, dengan hati yang sendu,
Menyadari betapa berharga, kenangan dalam buku bisu.
Meski tanpa sampul, tanpa judul yang mewah,
Ia tetap hidup, di dalam hati yang mendengar dengan sepenuh jiwa.
Kini buku tua itu kembali pada tempatnya,
Di rak berdebu, di antara sunyi dan fana.
Namun bagiku, ia bukan sekadar buku tua,
Ia adalah cerita abadi, yang selalu mengajak kita untuk merasa.
Buku tua tanpa sampul, sebuah kisah yang tak berakhir,
Selalu menanti pembaca yang datang, untuk berbagi getir.
Ia bukan sekadar tulisan, ia adalah jiwa yang terjebak,
Di dalam halaman waktu, yang tak pernah benar-benar lenyap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H