Ia berjalan tanpa tujuan,
Di jalan kenangan yang penuh bayangan,
Menjadi primadona dalam ingatan,
Tanpa panggung, tanpa pengakuan.
Namun ia tak pernah lelah menari,
Meski panggung hanya dalam hati,
Ia tersenyum pada dunia yang pergi,
Menjadi ratu tanpa mahkota pasti.
Ia tetap bernyanyi dalam bisu,
Mendendangkan lagu hidup yang kaku,
Primadona tanpa panggung berseru,
Menghapus air mata dengan sapu tangan semu.
Ia melangkah dalam kesendirian,
Mencari arti dalam keheningan,
Primadona yang tanpa panggung di tangan,
Namun tetap bintang di hatinya yang bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H