Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biduk di Atas Karang

13 November 2024   01:46 Diperbarui: 13 November 2024   02:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biduk di Atas Karang

Di lautan luas tak bertepi,
Biduk kecil melaju sendiri,
Riak ombak mengiringi sunyi,
Di atas karang, sang biduk berdiri.

Angin malam mendesir lirih,
Membawa sepi, mengusik keluh,
Gelap pekat, tak ada sinar kilau,
Namun biduk tak pernah mengeluh.

Penuh liku jalan dilalui,
Terkoyak gelombang penuh amarah,
Badai menghempas silih berganti,
Biduk kecil tetap bertahan tabah.

Di antara karang yang tajam membatu,     Luka menghiasi tiap tubuh kayu,                   Tapi tiada henti ia melaju, Berdansa bersama ombak tanpa ragu.

Angin berbisik kisah sang lautan,
Tentang harapan yang kerap tenggelam,
Namun biduk kecil tetap bertahan,
Mengabaikan deru angin yang garang.

Bulan sepotong mengintip malu,
Cahayanya memeluk biduk yang pilu,
Di bawahnya, laut beriak pilu,
Menjadi saksi kisah yang tak pernah layu.

Tiada dermaga menanti di kejauhan,
Hanya karang dan ombak yang berkejaran,
Namun biduk tetap setia menantang,
Menghadap badai dengan keberanian.

Laut mengamuk, karang berseru,
Tapi biduk tetap berlabuh di situ,
Tak gentar walau terjangan bertalu,
Menghadapi badai dengan jiwa yang teguh.

Dalam sepi, biduk menggumam,
Tentang pelayaran dan nasib terpendam,
Mencari arah di lautan kelam,
Berjuang melawan nasib yang terdiam.

Tak ada dayung, tak ada kemudi,
Hanya keyakinan yang jadi saksi,
Di atas karang ia menanti,
Merangkai mimpi di tengah sunyi.

Karang mengelilingi, mencoba meruntuhkan,
Biduk kecil tetap berusaha bertahan,
Walau terluka, ia tak terguncang,
Melaju terus dengan hati penuh tenang.

Di tengah malam yang pekat,
Biduk kecil menantang gelap,
Mengisi sunyi dengan bisikan lembut,
Bercerita pada laut yang menyayat.

Cinta sang biduk pada lautan,
Menghidupi setiap deru dan gelombang,
Walau karang mencoba menghancurkan,
Biduk tetap berdiri, tak pernah bimbang.

Biduk kecil di atas karang,
Mengajarkan tentang hidup yang panjang,
Tentang keteguhan hati yang takkan hilang,
Walau badai menggulung tak terbilang.

Dan ketika fajar mulai menjelang,
Cahaya menyapa biduk yang tenang,
Di atas karang, ia tetap memandang,
Menyambut hari baru dengan senyum gemilang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun