Angin yang Tak Berhembus
Sepi menggantung di ujung daun,
Dalam lengang yang tak bertepi,
Seperti angin yang diam membisu,
Hilang daya, terhenti.
Aku mendengar keheningan itu,
Lembut tapi penuh rahasia,
Seperti bisik yang terselip
Dalam sunyi yang lupa makna.
Langit terbentang kosong dan biru,
Terdiam di atas tanah tandus,
Tak ada suara lembut menyapa,
Hanya bayangan angin yang tak berhembus.
Kemana pergi alunan itu?
Tarian halus dedaunan tua?
Kini yang tinggal hanyalah jejak
Kenangan riuh yang telah sirna.
Ranting merindukan sentuhan lembut,
Meski kini kaku, terpaku waktu,
Seperti hati yang menunggu
Belaian yang tak pernah sampai.
Dalam diam, bayanganku terbawa,
Pada angin yang tak lagi datang,
Pada ingatan yang perlahan lenyap,
Membawa rasa yang muram.
Di padang luas ini kutemukan
Bekas jejak yang telah hilang,
Seperti sayap yang tak lagi mengepak,
Terpenjara di udara tenang.
Aku bertanya pada angkasa,
Dimana hembusan yang pernah ada?
Tapi jawaban hanyalah lengang,
Sunyi yang terlalu lama tertunda.
Lembah-lembah mengeluh lembut,
Merintih pada hampa yang pekat,
Mereka ingat semilir yang pergi,
Menghilang dalam senyap yang kelat.
Ombak tak lagi meliuk halus,
Sebatas riak tanpa rasa,
Pada tepian yang diam menunggu,
Pada pasrah yang membisu.