Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bermimpi di Dalam Mimpi

7 November 2024   02:37 Diperbarui: 7 November 2024   02:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermimpi di Dalam Mimpi

Di balik malam yang penuh misteri,
Kala bulan berbisik dalam hening sunyi,
Aku melangkah di jalan sepi,
Bermimpi tentang mimpi yang tak kunjung pergi.

Di ranah kabut dan bayangan suram,
Suara hati berbincang tanpa dendam,
Melintasi jembatan mimpi kelam,
Berharap sinar menerangi malam.

Bersama desir angin yang menyapa,
Aku menari di alam tak nyata,
Mengejar bayang di balik jendela,
Di sana kutemukan seberkas cahaya.

Namun cahaya itu pun memudar,
Seperti awan ditelan petang,
Lalu aku tersadar dan sadar,
Ternyata ini mimpi yang datang bertandang.

Berjalan di taman bunga hitam,
Setiap kelopak berbisik dalam diam,
Menyimpan rahasia yang terpendam,
Tentang perjalanan yang tak pernah padam.

Langkahku bergetar, mataku mendamba,
Melihat jejak-jejak yang sirna,
Seperti melodi yang tak selesai,
Mengalun dan lenyap di langit usai.

Di dalam mimpi ini kutemui diriku,
Wajah yang akrab tapi asing selalu,
Bertanya dengan nada pilu,
“Adakah yang nyata di ruang kalbu?”

Mimpi ini adalah jerat waktu,
Mengikatku pada yang tak nyata,
Menghapus batas, membangun tipu,
Hingga tak tahu mana fana mana surga.

Mata terpejam, hati berlayar,
Tersesat di lautan harapan samar,
Berlabuh di pulau yang tak pernah dikenal,
Di antara riuh dan hening yang seakan pudar.

Lalu terdengar gema tawa,
Menjauh saat kusentuh bayangan senja,
Aku terjaga dalam debar,
Hanya untuk menyadari mimpi tak pudar.

Melangkah lagi, di jalan yang sama,
Berulang, menari di ruang fana,
Mengejar ilusi yang tiada habis,
Bermimpi di dalam mimpi yang menangis.

Saat fajar menjelma perlahan,
Aku terbangun, tapi tak sepenuhnya,
Rasa mimpi itu tetap tertanam,
Menunggu malam untuk kembali memuja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun