Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mimpi M.L. King: Dunia Tanpa Rasisme

3 November 2024   12:02 Diperbarui: 3 November 2024   12:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


""Aku bermimpi pada suatu hari nanti keempat anakku akan tinggal di sebuah negara yang tidak menilai mereka berdasarkan warna kulitnya tetapi berdasarkan karakternya."

Martin Luther King Jr. adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia. Dalam pidatonya yang terkenal, "I Have a Dream," King mengungkapkan harapannya bahwa suatu hari anak-anaknya akan hidup dalam masyarakat yang tidak menilai seseorang berdasarkan warna kulit, tetapi berdasarkan karakter mereka. Pidato ini bukan hanya sekadar untaian kata-kata, melainkan sebuah panggilan untuk menghapus rasisme dan menegakkan keadilan sosial. Mengapa hal-hal yang disampaikan King ini begitu penting? Mari kita telusuri lebih dalam.

1. Menghapus Rasisme

Rasisme telah menjadi masalah global yang merusak banyak masyarakat. Menurut filsuf Immanuel Kant, setiap individu memiliki martabat yang harus dihormati, tanpa memandang latar belakang. Dalam konteks ini, menghilangkan rasisme berarti mengakui martabat setiap orang. Ketika kita menghapus diskriminasi rasial, kita tidak hanya menguntungkan individu yang terdiskriminasi, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih damai dan bersatu. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) yang tertuang dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB juga menegaskan bahwa semua orang berhak untuk tidak didiskriminasi.

2. Mendorong Persatuan

Ketika penilaian kita didasarkan pada karakter dan tindakan, bukan pada warna kulit, kita menciptakan ruang untuk persatuan. Filsuf John Rawls berpendapat bahwa masyarakat yang adil adalah yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berkembang. Dengan menempatkan karakter di atas ras, kita memperkuat jalinan sosial di antara berbagai kelompok. Hal ini sangat penting dalam dunia yang semakin terhubung, di mana kolaborasi antarbudaya menjadi kunci untuk mengatasi tantangan global.

3. Membangun Keadilan Sosial

Keadilan sosial adalah landasan untuk masyarakat yang sejahtera. Tanpa keadilan, ketidakpuasan dan konflik akan terus berlanjut. Menurut filsuf Karl Marx, ketidakadilan sosial terjadi ketika kekayaan dan kekuasaan tidak terdistribusi secara merata. Dengan mempromosikan persamaan hak, kita tidak hanya memberi kesempatan yang sama kepada semua orang, tetapi juga membangun ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. PBB pun mendorong keadilan sosial melalui berbagai inisiatif untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial.

4. Mendorong Sikap Saling Menghormati

Sikap saling menghormati adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Filsuf Martin Buber mengajukan konsep "Aku dan Engkau," yang menekankan pentingnya hubungan yang saling menghargai. Dalam masyarakat yang saling menghormati, perbedaan tidak dianggap sebagai penghalang, tetapi sebagai kekuatan. PBB melalui konvensi-konvensinya, seperti Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, berusaha untuk menciptakan dunia di mana setiap orang dihargai dan dihormati.

5. Menciptakan Generasi Mendatang yang Lebih Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun