Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mana yang Lebih Dahulu Ada "Telur atau Ayam": Debat Imajiner Aristoteles Vs Darwin Dipandu oleh Newton

26 Oktober 2024   00:25 Diperbarui: 26 Oktober 2024   05:10 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hahaha! Aristoteles, Anda mendefinisikan ayam dan telur berdasarkan konsep 'kesempurnaan' yang sangat idealis. Dalam seleksi alam, tak ada yang namanya bentuk final. Alam hanya memilih mana yang cocok untuk bertahan dan berkembang biak. Jadi telur pertama yang menghasilkan ayam sejati muncul dari evolusi, itu adalah telur yang berisi sedikit perubahan genetik yang menciptakan ayam pertama!"

 Newton:

"Ini menarik! Kalian tampak sepakat bahwa ada sesuatu seperti 'pra-ayam'. Darwin, bagaimana Anda membuktikan bahwa telur pra-ayam yang Anda sebut adalah telur yang berbeda secara fundamental dari telur ayam? Bukankah itu hampir seperti mencari satu tetesan air di samudera perubahan evolusi?"

Darwin:

"Benar sekali, Newton! Saya menyukai analogi itu. Namun, perubahan kecil yang terakumulasi dalam DNA justru menghasilkan spesies baru. Proses evolusi menunjukkan bahwa tidak ada garis pasti; ayam pertama mungkin hanya memiliki sedikit perbedaan dari induknya, tetapi secara genetik berbeda. Di situlah telur pra-ayam menghasilkan ayam pertama."

Aristoteles (tertawa ringan):

"Ah, tetapi di situlah perbedaan pemahaman kita! Anda melihat ayam pertama sebagai produk perubahan acak, sementara saya melihatnya sebagai kemunculan dari bentuk yang telah ditentukan. Alam memiliki tujuan yang akhirnya membawa telur pertama ini menjadi ayam sejati. Ketika ayam sejati pertama kali ada, ia memberikan makna dan 'bentuk' bagi setiap telur berikutnya. Maka, ayam tetap yang pertama!"

Darwin (menyeringai):

"Anda terlalu terikat pada ide 'makna', Aristoteles! Seleksi alam tidak memberikan makna, ia hanya menyediakan kesempatan untuk bertahan hidup. Telur dan mutasi yang menyertainya memungkinkan spesies untuk terus beradaptasi dengan lingkungannya. Jika ayam tidak berubah, maka ia bisa saja punah."

Newton:

"Jadi, Aristoteles, Anda menganggap ayam sebagai bentuk final, sementara Darwin menganggap telur sebagai sarana adaptasi yang terus berkembang. Apakah ini berarti Anda masing-masing memiliki pemahaman yang berbeda tentang realitas? Satu sebagai makna yang tetap, dan satu lagi sebagai perubahan yang konstan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun