Se piring keringat, terhidang di meja,Lelah terukir di wajah tanpa cerita,Setiap suapan penuh getir dan luka,
Mengunyah harapan yang semakin sirna.
Segelas air mata, tak pernah tumpah,
Ditahan dalam dada yang telah pasrah,
Menanti janji, namun angin mengaburkan,
Tangisan sunyi, tak ada yang mendengarkan.
Di bawah langit kelabu yang tak mengenal,
Rakyat kecil berjuang dalam sunyi total,
Tertatih di jalan yang tak kunjung terang,
Menggenggam hari, meski esok tak terbayang.
Sementara itu di istana berpesta pora,
Gelas gemerlap, tawa menghias udara,
Di sana janji dan kata hanyalah mainan,
Tak tersentuh pedihnya beban kehidupan.
Di luar istana rakyat menunggu belas kasihan,
Berteduh di bawah langit penuh harapan,
Namun apa yang mereka terima, hanya tawa dan cerca yang menyakitkan.
Dalam hati rakyat berdoa semoga laknat jatuh di atas istana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI