Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Perlu Membangun Kecerdasan Sosial Anak

14 Oktober 2024   22:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   23:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang sangat menekankan pendidikan moral dan sosial dalam kurikulum sekolahnya. Selain mata pelajaran akademik, anak-anak Jepang diajarkan untuk memiliki sikap yang baik terhadap orang lain, bekerja sama, dan berkontribusi kepada komunitas. Beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak di Jepang antara lain:

Pendidikan Moral: Setiap sekolah di Jepang memiliki pelajaran khusus yang disebut dotoku (pendidikan moral), yang mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab sosial, empati, kerja sama, dan rasa hormat terhadap orang lain.

Gotong Royong di Sekolah: Anak-anak Jepang diajarkan untuk membersihkan kelas dan lingkungan sekolah bersama-sama, yang mengajarkan mereka tentang tanggung jawab bersama dan kerja sama tim. Kegiatan ini memperkuat kesadaran sosial dan kemampuan berkolaborasi.

Kegiatan Kelompok: Sekolah Jepang memiliki sistem kegiatan kelompok yang ketat, di mana anak-anak bekerja sama dalam berbagai proyek, baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan ini mendorong anak-anak untuk belajar menghargai peran dan kontribusi setiap anggota tim.

4. Singapura

Singapura memiliki program pendidikan yang menekankan keseimbangan antara akademik dan pengembangan keterampilan sosial-emosional. Beberapa inisiatif yang diterapkan untuk membangun kecerdasan sosial anak antara lain:

Character and Citizenship Education (CCE): Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan karakter dan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran tentang nilai-nilai, hubungan antarindividu, dan tanggung jawab sosial. Siswa diajarkan untuk berpikir kritis, menghargai perbedaan, serta menunjukkan empati dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.

Sekolah Ramah Sosial-Emosional: Sekolah-sekolah di Singapura memiliki lingkungan yang mendukung pengembangan kecerdasan emosional dan sosial, di mana guru tidak hanya berperan sebagai pengajar akademis, tetapi juga sebagai pembimbing dalam pengembangan keterampilan interpersonal siswa.

5. Norwegia

Norwegia juga dikenal sebagai negara yang memiliki pendekatan inklusif dalam pendidikan, dengan fokus besar pada pengembangan kecerdasan sosial anak. Metode yang digunakan antara lain:

Pengajaran Nilai Sosial dan Emosional: Di Norwegia, kurikulum sekolah menggabungkan pendidikan sosial dan emosional secara intensif. Anak-anak diajarkan bagaimana berinteraksi dengan teman-teman mereka, menyelesaikan konflik dengan cara yang damai, serta menghargai perbedaan antarindividu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun