Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ternyata Bumi Tidak Bulat Sempurna

14 Oktober 2024   13:02 Diperbarui: 14 Oktober 2024   13:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama berabad-abad, manusia memandang bentuk Bumi dengan berbagai cara. Dahulu, banyak peradaban meyakini bahwa Bumi itu datar. Ini tercermin dari berbagai mitos dan keyakinan di Mesopotamia, Yunani kuno, hingga bangsa Viking. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pandangan ini mengalami pergeseran drastis.

Pada abad ke-6 SM, filsuf Yunani Pythagoras adalah salah satu yang pertama kali mengemukakan gagasan bahwa Bumi berbentuk bulat, meski pandangannya masih sangat kasar dan sederhana. Sejak itu, persepsi bahwa Bumi adalah bulat mulai mendominasi pemikiran ilmiah, terutama setelah Eratosthenes pada abad ke-3 SM berhasil mengukur keliling Bumi dengan metode yang cukup akurat.

Namun, walau gagasan bahwa Bumi bulat kini diterima secara luas, ada kesalahpahaman umum yang masih sering kita jumpai: anggapan bahwa Bumi bulat sempurna, simetris seperti bola yang kita kenal dalam bentuk geometris. Kenyataannya, Bumi tidak bulat simetris. Bentuk Bumi lebih tepat disebut sebagai "geoid" atau "elipsoid", yaitu sedikit pepat di kutub dan menggembung di sekitar khatulistiwa.

Pandangan Ilmiah dan Kata Ahli

Para ilmuwan telah membuktikan bahwa Bumi sebenarnya berbentuk elipsoid dengan pepatan kecil di kutub akibat rotasi. Pandangan ini pertama kali diperkuat oleh Isaac Newton pada abad ke-17, yang menggunakan hukum gravitasi universal untuk menjelaskan bahwa rotasi Bumi akan menghasilkan gaya sentrifugal yang lebih kuat di sekitar khatulistiwa, menyebabkan sedikit "penggembungan". Newton meramalkan bahwa diameter Bumi di khatulistiwa akan lebih besar daripada di kutub.

Sejak itu, para ilmuwan modern telah melakukan pengukuran dengan lebih cermat menggunakan satelit dan teknologi laser. Menurut data terbaru, diameter Bumi di khatulistiwa adalah sekitar 12.756 kilometer, sementara di kutub hanya sekitar 12.714 kilometer. Perbedaan ini mungkin tampak kecil, tetapi cukup signifikan untuk membuktikan bahwa Bumi tidak bulat sempurna.

Seorang ahli geodesi, Dr. James Reilly, menjelaskan: "Bentuk Bumi adalah hasil dari kombinasi gravitasi, rotasi, dan variasi massa di dalamnya. Bumi memiliki bentuk unik yang terus berubah sedikit demi sedikit karena pengaruh fenomena seperti gerakan lempeng tektonik dan distribusi air."

Anggapan Keliru tentang Simetri Bumi

Anggapan bahwa Bumi bulat sempurna atau simetris mungkin berasal dari penggambaran sederhana dalam buku teks atau model bola dunia yang sering kita lihat di sekolah. Representasi ini, meskipun berguna untuk tujuan pendidikan, mengabaikan realitas bahwa Bumi memiliki penyimpangan bentuk yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alami.

Selain pepatan kutub, ada juga fenomena lain yang membuat Bumi semakin jauh dari simetri sempurna, misalnya keberadaan gunung-gunung tinggi seperti Himalaya atau palung laut terdalam seperti Palung Mariana. Perbedaan ketinggian dan kedalaman ini menunjukkan bahwa permukaan Bumi jauh lebih kompleks daripada yang sering kita bayangkan.

Mengapa Bumi Tidak Bulat Simetris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun