Misalnya, ketika orang tua merasa marah, mereka bisa berkata, "Mama sedang marah, jadi Mama akan menarik napas dalam-dalam dulu sebelum berbicara."
Goleman menekankan bahwa kecerdasan emosional adalah keterampilan yang dapat dipelajari, dan orang tua berperan penting sebagai model bagi anak-anak dalam mengelola emosi mereka.
3. Dorong Anak untuk Mengekspresikan Emosi Secara Sehat
Penting bagi anak untuk tahu bahwa setiap emosi itu normal, tetapi cara mereka mengekspresikannya yang harus tepat. Ajak anak untuk berbicara tentang perasaan mereka daripada menahannya. Contohkan juga cara-cara sehat untuk menyalurkan emosi, seperti dengan menggambar atau bermain peran.
4. Ajarkan Empati Sejak Kecil
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, dan ini sangat penting dalam kecerdasan emosional. Ajak anak untuk merenungkan bagaimana perasaan orang lain dalam berbagai situasi.Â
Misalnya, saat mereka bertengkar dengan teman, tanyakan, "Bagaimana perasaan temanmu saat kamu berbicara seperti itu?"
Dr. Helen Riess, seorang ahli neurologi dari Harvard Medical School, mengatakan, "Empati bisa diajarkan, dan semakin dini diajarkan kepada anak, semakin besar dampaknya dalam membentuk perilaku mereka."
5. Latih Keterampilan Pemecahan Masalah
Ketika anak menghadapi masalah emosional, seperti merasa frustasi karena gagal dalam sesuatu, bantu mereka mencari solusi. Ini mengajarkan mereka bahwa emosi negatif tidak harus menguasai diri mereka dan bisa dikelola dengan cara yang konstruktif.
Ajari mereka langkah-langkah seperti menenangkan diri, berbicara tentang masalah, dan mencari solusi bersama.
6. Beri Apresiasi atas Usaha Mereka Mengelola Emosi
Ketika anak berhasil mengelola emosi atau menunjukkan empati, berikan pujian. Ini akan memperkuat perilaku positif tersebut dan membangun rasa percaya diri dalam kemampuan emosional mereka.Â