Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Aksara Hanzi Dalam Membentuk Kecerdasan dan Karakter Siswa di China

11 Oktober 2024   16:39 Diperbarui: 11 Oktober 2024   16:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pendidikan di China memiliki fondasi yang kuat, salah satunya adalah pengajaran aksara Hanzi, sistem penulisan bahasa Mandarin yang kompleks. Proses belajar aksara Hanzi tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga berperan besar dalam membentuk karakter dan kecerdasan anak-anak sejak dini. 

Dengan ribuan karakter yang harus dihafal dan ditulis secara teratur, anak-anak di China mendapatkan latihan kognitif yang mendalam, yang berperan penting dalam pengembangan otak dan keterampilan berpikir mereka.

Literasi Aksara Hanzi: Tantangan Kognitif Sejak Dini

Aksara Hanzi berbeda dari sistem alfabet fonetik. Setiap karakter Hanzi terdiri dari beberapa goresan yang harus diikuti dalam urutan yang tepat, serta memiliki makna tersendiri. Ini memberikan tantangan kognitif yang unik bagi anak-anak, karena mereka harus menggunakan memori visual, pengenalan pola, dan kemampuan logis untuk mempelajari setiap karakter.

Menurut penelitian dari Beijing Normal University, pengajaran Hanzi pada usia dini meningkatkan kemampuan memori dan pemrosesan informasi. Belajar Hanzi mengaktifkan berbagai area otak, memperkuat sambungan saraf yang terkait dengan pengenalan visual dan pengambilan keputusan. Dr. Judy Willis, ahli neurologi dan pendidikan, mencatat bahwa belajar bahasa dengan karakter kompleks seperti Hanzi meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan berpikir kreatif.

Pembentukan Karakter: Disiplin dan Ketekunan

Proses belajar aksara Hanzi menuntut ketekunan dan disiplin. Setiap anak harus belajar sekitar 500-800 karakter di sekolah dasar, dan ini dilakukan dengan latihan berulang. Pengulangan ini mengajarkan anak-anak ketekunan dan kesabaran, yang merupakan keterampilan hidup yang sangat penting.

Menurut Profesor Zhou Guoxiang dari East China Normal University, pengajaran aksara Hanzi yang disiplin membantu anak-anak membangun keterampilan berpikir sistematis dan logis. Selain itu, latihan rutin ini membantu membangun disiplin diri dan kesadaran terhadap detail, keterampilan yang sangat berguna di bidang akademik maupun kehidupan sehari-hari.

Koneksi Antara Literasi dan Kecerdasan

Proses belajar Hanzi juga meningkatkan kemampuan bahasa dan pemahaman fonologis anak-anak. Mereka tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga memahami hubungan antara bunyi dan makna yang lebih kompleks melalui sistem Pinyin, yang menjadi pendamping pengajaran Hanzi. Ini menciptakan fondasi yang kuat untuk keterampilan bahasa lisan dan mempercepat pengembangan pemahaman kognitif.

Bahkan, laporan dari Program for International Student Assessment (PISA) menempatkan siswa China di peringkat teratas dalam hal literasi, matematika, dan sains. Hal ini menunjukkan bahwa dasar literasi yang kuat, termasuk literasi Hanzi, berperan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak-anak di China.

Ekosistem Pendidikan yang Mendukung Inovasi

Selain literasi aksara Hanzi, ekosistem pendidikan di China juga mendukung inovasi teknologi dan pengembangan keterampilan kognitif yang lebih tinggi. Pemerintah China secara aktif mendorong pendidikan dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), yang menghasilkan jutaan lulusan dengan keterampilan tinggi. Pendidikan yang terfokus pada STEM ini, ditambah dengan kemampuan anak-anak yang sudah terbentuk melalui pengajaran Hanzi, memberikan China keunggulan dalam inovasi teknologi.

Kota seperti Shenzhen telah menjadi pusat inovasi teknologi di China, dan anak-anak yang sudah terbiasa dengan pola berpikir sistematis sejak belajar Hanzi, tumbuh menjadi individu yang mampu berinovasi dalam berbagai bidang teknologi.

Pengajaran aksara Hanzi di China lebih dari sekadar sarana komunikasi, melainkan sebuah proses yang membentuk kecerdasan dan karakter anak-anak sejak usia dini. Dengan tantangan kognitif yang mendalam, latihan yang disiplin, serta dukungan ekosistem pendidikan yang kuat, literasi Hanzi tidak hanya memperkuat kemampuan berpikir dan memori, tetapi juga membangun keterampilan penting seperti ketekunan, disiplin, dan pemecahan masalah. Hal ini menjelaskan mengapa anak-anak di China tumbuh menjadi individu yang cerdas dan berprestasi, baik dalam akademik maupun dalam inovasi teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun