Dampak buruk dari perilaku menyimpang guru tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh generasi muda secara keseluruhan. Murid yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan di mana otoritas guru disalahgunakan akan kesulitan membentuk moralitas yang sehat. Mereka mungkin melihat perilaku buruk sebagai hal yang dapat diterima atau bahkan menganggapnya sebagai bagian dari kehidupan sekolah yang normal. Ini bisa menyebabkan rusaknya karakter dan nilai-nilai etika pada generasi muda.
Selain itu, kehilangan rasa aman di lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kinerja akademik murid. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma, termasuk pelecehan seksual, cenderung mengalami penurunan prestasi akademik dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Hal ini berimplikasi pada kualitas pendidikan secara keseluruhan dan masa depan generasi muda.
Perlu Reformasi: Mengembalikan Peran Guru sebagai Teladan
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya reformasi mendalam dalam sistem pendidikan Indonesia, baik dalam hal pengawasan maupun penegakan kode etik guru. Sekolah harus lebih proaktif dalam melindungi murid-muridnya, termasuk dengan menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan transparan bagi korban pelecehan. Pelatihan etika bagi guru juga harus ditingkatkan, dan sanksi yang tegas perlu diberlakukan untuk setiap pelanggaran.
Guru seharusnya kembali menjadi sosok panutan, bukan hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal moral dan etika. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, "Guru adalah fondasi dari pendidikan yang bermutu. Mereka harus menjadi contoh, bukan hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari." Dengan mengembalikan peran guru sebagai figur yang dapat dipercaya dan dihormati, diharapkan lingkungan pendidikan Indonesia akan menjadi lebih sehat, aman, dan produktif bagi generasi masa depan.
Pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" mengingatkan kita akan pentingnya keteladanan dalam dunia pendidikan. Ketika guru, sebagai panutan, melakukan tindakan buruk seperti pelecehan seksual, dampaknya jauh lebih luas dari sekadar korban individu. Ini mencederai institusi pendidikan, merusak moral generasi muda, dan melemahkan fondasi etika yang seharusnya dibangun di sekolah. Oleh karena itu, sudah saatnya dilakukan langkah-langkah reformasi untuk memastikan bahwa guru-guru di Indonesia benar-benar menjadi teladan yang baik bagi murid-murid mereka, serta menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan anak-anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H