Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Krisis Keteladanan Melanda Dunia Pendidikan Kita

11 Oktober 2024   13:25 Diperbarui: 11 Oktober 2024   13:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari"

Kita baru saja digegerkan oleh media sosial yang menyorot video seorang guru dan murid yang menyimpang di lingkungan sekolah. Lebih parahnya lagi berita pelecehan guru terhadap murid hampir menjadi konsumsi kita sehari-hari hari.

Pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" menggambarkan dampak kuat dari perilaku seorang guru terhadap murid-muridnya. Sebagai sosok yang seharusnya menjadi panutan, setiap tindakan guru memiliki potensi besar untuk ditiru dan berkembang lebih jauh di antara murid. Ketika seorang guru memberikan contoh buruk, murid cenderung mengikuti jejak itu, bahkan sering kali dengan tingkat kesalahan yang lebih parah. Dalam konteks dunia pendidikan di Indonesia, pepatah ini menjadi cerminan krisis keteladanan yang nyata, terutama terkait dengan kasus-kasus pelecehan seksual oleh guru yang kian mencuat dalam beberapa tahun terakhir.

Keteladanan yang Tercoreng: Pelecehan Seksual di Tengah Dunia Pendidikan

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru semakin banyak terungkap. Laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kasus kekerasan seksual di sekolah. Pada tahun 2022, tercatat lebih dari 18% dari 2.000 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan sekolah, dan banyak di antaranya melibatkan tenaga pendidik. Fenomena ini sungguh memprihatinkan, mengingat sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang.

Seorang guru memiliki otoritas moral yang tinggi di mata murid-muridnya. Ketika guru menyalahgunakan posisi tersebut untuk melakukan pelecehan seksual, tidak hanya korban yang terluka secara fisik dan psikologis, tetapi kepercayaan terhadap institusi pendidikan juga tercoreng. Dalam pandangan psikolog pendidikan, Dra. Seto Mulyadi, tindakan amoral oleh guru bisa menimbulkan trauma jangka panjang bagi murid, baik yang menjadi korban langsung maupun yang menyaksikan. "Ketika guru, sosok yang seharusnya menjadi panutan, berperilaku buruk, anak-anak akan kesulitan memisahkan mana yang benar dan mana yang salah," jelasnya.

Selain itu, perilaku menyimpang dari seorang guru dapat memperkuat pandangan bahwa penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan pendidikan adalah hal yang biasa. Ini menciptakan siklus negatif di mana murid mungkin merasa bahwa tindakan yang tidak etis bisa diterima jika dilakukan oleh orang dengan otoritas. Fenomena ini menjadi contoh konkret dari pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari," di mana tindakan buruk seorang guru menjadi cikal bakal perilaku yang lebih buruk di kalangan murid.

Kegagalan Sistemik dalam Pengawasan

Kasus pelecehan seksual oleh guru juga menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, terutama dalam aspek pengawasan dan penegakan etika. Sekolah sering kali tidak memiliki mekanisme yang efektif untuk mencegah, mengawasi, dan menindak pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), masih banyak sekolah yang kurang serius dalam menindaklanjuti laporan pelecehan, sehingga kasus-kasus ini sering kali tidak terungkap hingga menjadi sangat parah.

Ahli hukum pendidikan, Prof. Dr. Rhenald Kasali, berpendapat bahwa lemahnya regulasi dan pengawasan terhadap perilaku guru menjadi salah satu penyebab maraknya kasus pelecehan di sekolah. "Ketika ada ketidakjelasan sanksi dan kurangnya pengawasan, pelaku merasa aman untuk melakukan tindakan yang tidak pantas. Sistem harus diperbaiki agar lingkungan pendidikan menjadi tempat yang aman dan bebas dari pelecehan," katanya.

Dampak pada Generasi Muda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun