Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Kehidupan di Bumi Jika Terjadi Perang Nuklir

10 Oktober 2024   08:56 Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:13 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Perang Rusia vs Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun yang secara tidak langsung melibatkan banyak negara  dan perang timur tengah antara Israel vs Hamas dan Hisbullah  telah menelan banyak  korban jiwa dan sumber daya yang sangat besar. Belum sampai disitu saja kerusakan yang dapat timbul, namun yang lebih mengerikan lagi karena kedua perang di atas berpotensi menuju perang nuklir yang dampaknya sangat menakutkan karena mengancam kelangsungan hidup seluruh umat  di muka bumi.

Bayangkan dalam sekejap, peradaban manusia yang telah dibangun selama ribuan tahun runtuh. Kota-kota besar yang dulu penuh dengan aktivitas kini menjadi puing-puing tak berbekas. Langit yang cerah berubah menjadi kelam oleh abu dan jelaga. Hutan, ladang, dan sungai yang pernah menjadi sumber kehidupan kini terkontaminasi oleh radiasi mematikan. Ini bukan sekadar skenario film fiksi ilmiah. Perang nuklir massal, yang selama ini dianggap sebagai ancaman paling mengerikan, berpotensi menjadi kenyataan pahit yang mengakhiri kehidupan seperti yang kita kenal. Apakah Bumi mampu bertahan jika tombol nuklir diaktifkan ?

Perang Nuklir: Dampak Langsung yang Mematikan

Ledakan nuklir bukan hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga kehidupan dalam radius puluhan hingga ratusan kilometer. Ketika bom nuklir meledak, suhu di pusat ledakan bisa mencapai jutaan derajat Celsius, melebihi panas inti matahari. Gelombang panas ini cukup untuk menguapkan tubuh manusia dan membakar apa saja yang berada dalam jangkauannya. Selain itu, gelombang kejut dari ledakan akan menyapu bersih infrastruktur, memporakporandakan kota-kota, dan menewaskan jutaan orang seketika.

Menurut Dr. Steven Starr, seorang pakar dalam bidang dampak nuklir dari University of Missouri, “Jika terjadi perang nuklir antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Rusia, diperkirakan 90 juta orang akan tewas hanya dalam beberapa jam pertama.” Ini hanyalah dampak awal. Kematian massal akibat luka bakar, cedera parah, dan radiasi akan terus meningkat dalam beberapa hari dan minggu berikutnya.

Radiasi: Musuh Tak Terlihat

Setelah ledakan nuklir, bahaya terbesar adalah radiasi. Radiasi ini, yang tidak terlihat oleh mata, dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh, menyebabkan mutasi genetik, kanker, dan penyakit lain yang mematikan. Efeknya bisa berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun setelah ledakan. Korban yang selamat dari ledakan akan menghadapi ancaman jangka panjang akibat radiasi ini. Generasi mendatang, yang mungkin lahir di dunia pasca-nuklir, akan menderita cacat lahir akibat mutasi genetik yang disebabkan oleh paparan radiasi.

Ahli radiasi dari University of Oxford, Professor Chris Busby, menyebutkan bahwa “Bahaya radiasi dari ledakan nuklir tidak hanya dirasakan oleh korban langsung, tetapi juga menular kepada generasi mendatang melalui kerusakan genetik yang ditimbulkannya. Ini adalah salah satu bahaya terbesar yang ditinggalkan perang nuklir.”

Nuclear Winter: Malam Panjang yang Membekukan Dunia

Salah satu konsekuensi paling menghancurkan dari perang nuklir massal adalah apa yang dikenal sebagai nuclear winter atau musim dingin nuklir. Ketika bom nuklir meledak, kebakaran besar yang disebabkannya akan mengirimkan abu dan jelaga ke atmosfer, menghalangi sinar matahari dan menyebabkan penurunan suhu global secara drastis. Tanpa sinar matahari yang cukup, suhu Bumi akan turun tajam, menyebabkan musim dingin berkepanjangan yang menghancurkan produksi pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun