Dalam tradisi Konfusianisme, kebahagiaan tidak dipandang sebagai pencarian individual semata, melainkan terkait erat dengan peran sosial dan hubungan dengan orang lain. Confucius mengajarkan bahwa kebahagiaan datang dari menjalani hidup yang penuh kebajikan dalam konteks hubungan sosial yang harmonis.Â
Prinsip-prinsip seperti ren (kemanusiaan), li (kesopanan), dan xiao (kesalehan kepada orang tua) adalah dasar untuk menciptakan harmoni dalam keluarga dan masyarakat. Confucius percaya bahwa kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika seseorang menjalankan tugas-tugas moral mereka dalam masyarakat, menghormati orang lain, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Harmoni sosial dan kebajikan individu merupakan fondasi dari kebahagiaan sejati dalam pandangan ini.
KesimpulanÂ
Pendalaman ini menunjukkan bahwa kebahagiaan, bagi para filsuf, adalah konsep yang kompleks dan sering kali melibatkan kebajikan, hubungan sosial, dan sikap mental. Filosofi mereka menawarkan berbagai perspektif tentang bagaimana kebahagiaan dapat dicapai, dengan penekanan yang berbeda pada akal, moralitas, kebebasan, dan harmoni sosial.