presiden baru, harapan masyarakat Indonesia kembali membuncah. Setiap periode kepemimpinan baru selalu membawa angin segar harapan, tetapi kali ini, suara rakyat lebih jelas: kami ingin pemimpin yang melayani dan peduli. Dalam menghadapi kompleksitas masalah nasional, dari ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan, sosok pemimpin yang mampu mengedepankan kepentingan rakyat di atas segalanya sangat dibutuhkan.Pemimpin yang Melayani: Bukan Sekadar Slogan
Dengan terpilihnyaIstilah "pemimpin yang melayani" bukan sekadar ungkapan manis, melainkan sebuah filosofi kepemimpinan yang menekankan pentingnya menempatkan kebutuhan rakyat di garis depan. Filosofi ini sebenarnya sudah lama dikenal melalui konsep servant leadership. Menurut Robert K. Greenleaf, pencetus konsep ini, pemimpin yang baik adalah mereka yang pertama kali menjadi pelayan. Mereka membantu, memfasilitasi, dan memastikan kebutuhan orang lain terpenuhi sebelum memikirkan diri sendiri.
Dalam konteks Indonesia, kita merindukan pemimpin yang tidak hanya memberi arahan dari puncak kekuasaan, tetapi juga yang hadir di tengah masyarakat. Contoh sederhana bisa diambil dari para pemimpin yang dengan cepat tanggap ketika bencana terjadi, seperti saat gempa bumi atau banjir melanda. Keberadaan pemimpin yang turun langsung bukan hanya memberikan solusi cepat, tetapi juga memperlihatkan kehadiran negara dalam kehidupan masyarakat.
Kepedulian: Lebih dari Sekadar Simpati
Kepedulian seorang pemimpin juga tidak cukup hanya berbentuk empati atau rasa kasihan. Kepedulian yang diinginkan adalah kepedulian yang diwujudkan dalam kebijakan yang pro-rakyat. Salah satu tantangan utama dalam memimpin bangsa sebesar Indonesia adalah mengatasi kesenjangan sosial. Pemimpin yang peduli harus memahami bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan hanya akan menciptakan ketimpangan yang semakin lebar.
Menurut teori Redistributive Leadership, pemimpin yang benar-benar peduli akan mengarahkan kebijakan untuk memastikan bahwa sumber daya negara dibagi secara adil. Hal ini bisa terlihat dari kebijakan pajak progresif, peningkatan akses terhadap pendidikan, dan layanan kesehatan yang merata. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat beberapa upaya menuju redistribusi kekayaan melalui program bantuan sosial dan pendidikan gratis, namun ini hanya permulaan. Pemimpin yang peduli harus terus mendorong agenda keadilan sosial yang lebih berani dan berkelanjutan.
Mencari Keteladanan dari Pemimpin Dunia
Tidak sulit menemukan contoh pemimpin dunia yang menerapkan model melayani dan peduli. Salah satu yang sering disebut adalah Jacinda Ardern, mantan Perdana Menteri Selandia Baru, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan empatik. Ardern tidak hanya mengambil keputusan penting yang berdampak besar, tetapi juga memperlihatkan sisi kemanusiaan yang kuat. Saat terjadi penembakan massal di Christchurch pada 2019, Ardern bukan hanya bertindak cepat dengan merombak undang-undang senjata, tetapi juga menunjukkan empati yang tulus kepada para korban, menjadikannya contoh pemimpin yang mampu menyeimbangkan kekuasaan dan kepedulian.
Di Asia, kita juga bisa belajar dari sosok Lee Kuan Yew yang mengubah Singapura menjadi negara maju dengan pendekatan kepemimpinan yang tegas tetapi tetap memperhatikan kesejahteraan rakyat. Lee Kuan Yew tidak ragu untuk membuat kebijakan yang sulit, tetapi pada akhirnya membawa dampak jangka panjang bagi masyarakatnya. Pemimpin seperti ini memahami bahwa kepemimpinan tidak selalu tentang membuat keputusan populer, tetapi tentang membuat keputusan yang benar demi masa depan yang lebih baik.
Harapan untuk Presiden Baru
Di Indonesia, saat ini kita dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana menjadikan bangsa ini lebih adil, sejahtera, dan inklusif. Harapan terbesar dari rakyat kepada presiden baru adalah hadirnya pemimpin yang tidak hanya cerdas dalam memecahkan masalah, tetapi juga peka terhadap penderitaan rakyat.
Sebagai bangsa yang besar dengan potensi luar biasa, kita perlu figur yang siap melayani dan peduli kepada seluruh lapisan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke. Seorang presiden yang berani memprioritaskan keadilan sosial, lingkungan hidup, dan kesehatan publik di atas kepentingan kelompok kecil atau korporasi.
Kita, sebagai rakyat, tidak meminta lebih dari seorang pemimpin. Kami hanya ingin pemimpin yang menepati janji, yang bekerja untuk kepentingan rakyat, dan yang peduli kepada masa depan bangsa ini. Pemimpin yang melayani dan peduli adalah kunci menuju Indonesia yang lebih kuat, adil, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H