Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Warisan Pemikiran Rene Descartes dan Pengaruhnya di Era AI

22 September 2024   22:35 Diperbarui: 22 September 2024   22:55 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


                            Oleh : Rudi Sinaba 

Siapa Ren Descartes?

Ren Descartes lahir di La Haye en Touraine, sebuah kota kecil di Prancis, pada tanggal 31 Maret 1596. Kota ini kemudian berganti nama menjadi Descartes untuk menghormatinya. Descartes meninggal di Stockholm, Swedia, pada tanggal 11 Februari 1650 pada usia 53 tahun. Dia berada di sana atas undangan Ratu Christina dari Swedia untuk menjadi guru filsafatnya.

Descartes adalah seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan Prancis yang sering dianggap sebagai "Bapak Filsafat Modern." Pemikiran Descartes menjadi titik balik penting dalam sejarah filsafat Barat, karena ia memperkenalkan pendekatan yang berbeda dari pemikiran skolastik abad pertengahan yang didominasi oleh ajaran gereja. Descartes mengembangkan metode rasionalisme, yang menempatkan akal sebagai dasar utama untuk mendapatkan pengetahuan yang pasti. Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah ungkapan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada), yang menjadi fondasi dari filsafat modern dan berperan penting dalam epistemologi (teori pengetahuan).

Selain kontribusi filosofisnya, Descartes juga dikenal karena kontribusinya dalam matematika, terutama dalam pengembangan geometri kartesian yang menggabungkan aljabar dengan geometri. Dia percaya bahwa matematika dan metode logis adalah jalan terbaik untuk menemukan kepastian dalam pengetahuan, suatu pendekatan yang terus mempengaruhi sains dan teknologi hingga saat ini.

Melalui karya-karyanya seperti "Meditations on First Philosophy" dan "Discourse on the Method", Descartes tidak hanya mengubah wajah filsafat, tetapi juga membentuk cara berpikir ilmiah modern.

Berikut ini beberapa warisan pemikirannya yang sangat berpengaruh :

1. Rasionalisme dan "Cogito, ergo sum"

Salah satu kontribusi terbesar Descartes adalah pengembangan rasionalisme, yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan. Pemikirannya yang paling terkenal, "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada), mengandung makna filosofis yang dalam.

Descartes mencoba mencari dasar yang tak terbantahkan untuk pengetahuan, dan menemukan bahwa keraguan sendiri membuktikan keberadaan subjek yang berpikir.

Pengaruhnya dalam Filsafat Modern:

Pemikiran ini mengguncang filsafat tradisional yang sebelumnya sangat bergantung pada otoritas agama dan empirisme. Descartes memperkenalkan konsep bahwa pengetahuan harus dimulai dari subjek yang berpikir secara independen, yang memberikan pondasi bagi perkembangan pemikiran modern tentang individu, kesadaran, dan subjektivitas.

2. Dualisme: Pikiran dan Tubuh

Warisan lain yang sangat berpengaruh dari Descartes adalah konsep dualisme pikiran dan tubuh. Descartes berpendapat bahwa pikiran (res cogitans) dan tubuh (res extensa) adalah dua entitas yang terpisah namun saling berinteraksi. Menurut Descartes, pikiran adalah non-material dan tidak tunduk pada hukum fisika, sedangkan tubuh adalah material dan tunduk pada hukum-hukum alam.

Pengaruhnya dalam Psikologi dan Ilmu Kognitif:

Pandangan ini memicu perdebatan panjang tentang hubungan antara pikiran dan tubuh, yang terus menjadi topik utama dalam filsafat, psikologi, dan ilmu kognitif. Dualisme Descartes membuka jalan bagi perdebatan tentang kesadaran, pengalaman subjektif, dan bagaimana pikiran dan tubuh saling mempengaruhi. Di era modern, ini menginspirasi penelitian tentang otak, kesadaran, dan kecerdasan buatan (AI).

3. Metode Skeptis dan Matematika sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan

Descartes juga terkenal karena pendekatannya terhadap metode ilmiah. Dalam karyanya "Discourse on the Method", ia menyarankan penggunaan skeptisisme metodologis---meragukan segala sesuatu untuk menemukan kebenaran yang pasti. Bagi Descartes, matematika menjadi model ideal untuk ilmu pengetahuan karena kepastian dan kebenarannya yang dapat diukur dan dibuktikan.

Pengaruhnya dalam Sains dan Matematika:

Descartes membantu merumuskan dasar-dasar ilmu modern, khususnya melalui penggunaan deduksi logis dan matematika. Bidang seperti fisika, astronomi, dan matematika banyak dipengaruhi oleh pendekatannya. Cartesian geometry (geometri kartesian), yang menggabungkan aljabar dan geometri, adalah salah satu warisannya yang paling signifikan, dan masih digunakan di seluruh dunia dalam pendidikan dan riset.

4. Descartes dan Pencarian Kepastian

Descartes menghabiskan sebagian besar karyanya untuk menjawab satu pertanyaan penting: Bagaimana kita bisa tahu sesuatu dengan pasti? Metode skeptisnya dirancang untuk meragukan semua keyakinan yang sebelumnya dianggap benar, hingga ia menemukan dasar yang tidak bisa diragukan lagi. Ini menghasilkan dasar yang kokoh untuk pengetahuan yang dapat dipercaya.

Pengaruhnya dalam Epistemologi:
Dalam studi pengetahuan (epistemologi), Descartes membuka jalan bagi para filsuf berikutnya untuk lebih mendalami masalah kepastian dan sumber pengetahuan. Pemikir seperti John Locke, Immanuel Kant, dan bahkan pemikir kontemporer seperti Edmund Husserl, terinspirasi oleh pencarian Descartes akan dasar-dasar pengetahuan yang pasti.

5. Warisan di Era Digital

Pemikiran Descartes terus relevan di era digital ini, terutama dalam pengembangan teknologi dan filsafat modern. Dualisme pikiran-tubuh, misalnya, mempengaruhi diskusi tentang kesadaran dan AI. Pertanyaan tentang apakah mesin bisa memiliki kesadaran, atau apakah pikiran manusia dapat sepenuhnya direpresentasikan oleh algoritma, merupakan kelanjutan dari debat Descartes tentang sifat pikiran.

Rasionalisme dan AI:

Rasionalisme Descartes juga tercermin dalam dunia digital yang bergantung pada logika dan algoritma. Pengambilan keputusan berbasis data, pengembangan kecerdasan buatan, dan analisis matematis dalam teknologi sangat selaras dengan pandangan Descartes bahwa akal adalah fondasi dari pengetahuan yang valid.

Kepastian di Era Informasi:

Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi, metode skeptis Descartes untuk mencari kebenaran yang dapat dipercaya menjadi lebih relevan. Masyarakat modern dihadapkan dengan banyaknya informasi dan berita palsu, dan kemampuan untuk meragukan dan menganalisis data secara kritis merupakan keterampilan yang penting dalam memisahkan kebenaran dari kebohongan.

Kesimpulan

Warisan pemikiran Descartes akan erus berdampak pada berbagai disiplin ilmu, dari filsafat hingga sains dan teknologi. Gagasan-gagasannya tentang rasionalisme, dualisme, dan pencarian kepastian tidak hanya membentuk fondasi dari pemikiran modern, tetapi juga terus mempengaruhi perkembangan di era digital saat ini. Pemikirannya mendorong manusia untuk selalu menggunakan akal mereka dalam mencari kebenaran, sebuah prinsip yang sangat relevan di tengah dunia yang semakin kompleks dan berbasis teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun