Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kiat Menyusun Argumen yang Valid Dalam Debat. Oleh : Rudi Sinaba

20 September 2024   10:07 Diperbarui: 20 September 2024   10:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di sekolah, pekerjaan, atau bahkan dalam percakapan ringan di meja makan. Namun, tidak semua orang mampu menyusun argumen yang valid dan meyakinkan. Seringkali, kita menemukan argumen yang terasa tidak "nyambung," atau malah penuh dengan kesalahan logika. 

Untuk memenangkan atau setidaknya tampil meyakinkan dalam debat, kita harus mampu menyusun argumen yang valid. Nah, kali ini kita akan membahas bagaimana caranya membuat argumen yang valid dalam debat dengan cara yang santai tapi tetap berbobot.1. Menyusun Premis yang Kuat

Untuk membuat argumen yang valid, hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah premis. Premis adalah dasar atau fondasi dari argumen kita. Kalau premisnya goyah atau salah, bisa dipastikan argumen kita akan mudah dipatahkan.

Teori

Dalam logika formal, ada yang disebut syllogism, yaitu bentuk argumen di mana kesimpulan ditarik dari dua premis yang logis. Contoh klasiknya adalah:

Premis 1: Semua manusia akan mati.

Premis 2: Socrates adalah manusia.

Kesimpulan: Socrates akan mati.

Nah, premis dalam argumen kita juga harus sekuat contoh di atas. Misalnya, jika kamu berargumen bahwa "Pemerintah harus meningkatkan anggaran pendidikan," premisnya bisa berupa, "Pendidikan yang berkualitas tinggi berkontribusi pada pembangunan negara." Premis ini masuk akal dan bisa dipertahankan dengan fakta atau bukti. Kalau premis kita terlalu kabur atau subjektif, seperti "Saya pikir pendidikan penting," lawan debat bisa dengan mudah menyerang premis itu karena terlalu lemah.

Contoh Kasus

Bayangkan kamu sedang berdebat tentang kebijakan lingkungan. Argumenmu adalah, "Pemerintah harus melarang penggunaan plastik sekali pakai." Premis yang kuat di sini bisa berupa: "Plastik sekali pakai berkontribusi besar terhadap pencemaran laut." Premis ini bisa didukung dengan data ilmiah tentang dampak plastik pada ekosistem laut. Premis yang lemah, misalnya "Saya tidak suka plastik," tidak akan membuat lawan debat berpikir dua kali untuk mematahkan argumenmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun