Selain membangun koneksi dengan pejabat, pengusaha Cina juga dikenal jeli dalam memanfaatkan celah hukum. Mereka mampu memanfaatkan ketidakjelasan regulasi dan birokrasi di Indonesia untuk keuntungan bisnisnya. Contohnya adalah dalam kasus reklamasi lahan di Jakarta, di mana beberapa perusahaan Cina mampu melancarkan proyek besar meski sempat menuai kontroversi. Mereka berhasil memanfaatkan ketidakpastian hukum di Indonesia yang cenderung bias terhadap kepentingan modal besar.
Sebuah laporan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada 2021 menyebutkan bahwa pengusaha asing, terutama dari Cina, sering kali menggunakan loophole dalam peraturan untuk mengakali perizinan atau memanipulasi pajak. Hal ini dilakukan dengan bantuan dari oknum pejabat lokal yang bersedia menerima imbalan untuk menutup mata terhadap pelanggaran yang terjadi.
Kesimpulan
Rahasia sukses pengusaha Cina di Indonesia terletak pada pemahaman mendalam mereka terhadap mentalitas korup pejabat lokal. Dengan memanfaatkan guanxi, jaringan politik yang kuat, celah hukum, dan budaya korupsi yang telah mengakar, mereka mampu meraih keuntungan bisnis yang besar. Tentu, tidak semua pengusaha Cina menggunakan cara-cara ini, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa strategi semacam itu sering kali digunakan untuk memperlancar urusan bisnis di Indonesia.
Masalah korupsi di Indonesia bukan hanya persoalan moral, tetapi sudah menjadi sistem yang sulit dipisahkan dari dunia bisnis. Selama reformasi birokrasi dan penegakan hukum masih lemah, pengusaha---baik lokal maupun asing---akan terus memanfaatkan celah yang ada. Pengusaha Cina, dengan pengalaman panjang di negara-negara berkembang, tampaknya telah mempelajari dengan baik kelemahan sistem ini, yang pada akhirnya menjadi kunci sukses mereka di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H