Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teknologi AI dan Etika Jurnalisme, Peluang dan Tantangan. oleh : Rudi Sinaba

14 September 2024   00:24 Diperbarui: 14 September 2024   07:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai industri, termasuk jurnalisme. AI menawarkan berbagai peluang bagi industri media untuk meningkatkan efisiensi, personalisasi konten, dan inovasi dalam penyampaian informasi. Namun, penggunaan AI dalam jurnalisme juga memunculkan tantangan etika yang kompleks. Artikel ini akan membahas bagaimana AI memengaruhi jurnalisme, peluang yang ditawarkannya, serta tantangan etika yang perlu diperhatikan.1. Peluang Penggunaan AI dalam Jurnalisme

AI dapat meningkatkan jurnalisme dalam beberapa cara, antara lain:

Otomatisasi Penulisan Berita (Automated Journalism): AI memungkinkan penulisan berita otomatis, terutama untuk laporan rutin seperti hasil pertandingan olahraga, laporan keuangan, atau update cuaca. Dengan menggunakan algoritma berbasis data, AI dapat menyusun laporan yang cepat dan efisien. Media seperti Associated Press (AP) dan Reuters sudah menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan ribuan artikel dalam hitungan detik.

Personalisasi Konten: Dengan menggunakan AI, media dapat menganalisis perilaku dan preferensi pembaca untuk memberikan konten yang lebih personal. Algoritma rekomendasi berbasis AI membantu media menyediakan artikel, video, atau podcast yang sesuai dengan minat individu pembaca, meningkatkan keterlibatan dan loyalitas audiens.

Penyaringan dan Analisis Data: AI dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar (big data) untuk mengidentifikasi tren, pola, dan anomali yang relevan untuk pelaporan investigatif. Jurnalis dapat menggunakan alat AI untuk menyisir ribuan dokumen, email, atau data publik dalam hitungan menit, sesuatu yang sebelumnya akan memakan waktu berminggu-minggu.

Pembuatan dan Pengeditan Video serta Audio: AI dapat membantu dalam proses pembuatan konten multimedia. Teknologi seperti deepfake dan speech synthesis dapat digunakan untuk membuat visualisasi atau audio yang lebih menarik. Misalnya, The Washington Post menggunakan AI bernama "Heliograf" untuk menghasilkan konten otomatis dalam liputan pemilu dan olahraga.

Deteksi Berita Palsu dan Verifikasi Fakta: AI dapat membantu mendeteksi berita palsu (fake news) dan informasi yang menyesatkan dengan menganalisis pola penyebaran berita dan membandingkan konten dengan sumber yang kredibel. Misalnya, Google dan Facebook telah mengembangkan algoritma berbasis AI untuk mendeteksi konten palsu dan mengurangi penyebarannya.

2. Tantangan Etika dalam Penggunaan AI di Jurnalisme

Meskipun AI menawarkan banyak peluang, penggunaannya dalam jurnalisme juga membawa tantangan etika yang perlu diperhatikan:

Transparansi dan Akuntabilitas: 

Saat AI digunakan untuk menulis berita atau membuat rekomendasi konten, sering kali tidak jelas bagaimana algoritma tersebut bekerja dan apa yang menjadi dasar dari keputusan yang dibuat. Kurangnya transparansi ini dapat menyebabkan masalah akuntabilitas. Apakah pembaca harus mengetahui bahwa berita yang mereka baca ditulis oleh mesin, bukan manusia? Bagaimana jika algoritma tersebut memiliki bias bawaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun