Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu... PNS -

Ingin seperti padi: Semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warga Tionghoa pun Senang dengan Bulan Ramadan

24 Juni 2015   09:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:22 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga Tionghoa sedang melayani pembeli untuk pembukaan/juadah puasa. Poto Dokumen Penulis.

Kedatangan bulan suci Ramadhan, disambut gembira tidak hanya oleh kaum Muslimin tetapi juga oleh umat beragama lainnya.

Kegembiraan umat beragama lain menyambut kedatangan bulan Ramadahan adalah karena di bulan ini banyak sekali pasar-pasar ramadhan sore hari yang menjual aneka makanan-minuman, yang di luar bulan Ramadhan sulit ditemukan.

Begitulah, saya sering memperhatikan umat beragama lain di tempat tinggal saya, khususnya orang Tionghoa yang banyak mengunjungi pasar-pasar ramadhan. Mereka sangat antusias, tidak kalah dengan umat Islam. Mereka sibuk memilih-milih makanan, diselingi gelak-tawa yang berderai.

Kondisi ini tentu menguntungkan kedua pihak, di satu pihak pangsa pasar kaum Muslimin bertambah, tidak hanya sebatas kalangan Muslim saja, di sisi lain keinginan umat beragama lain akan berbagai jenis makanan-minuman yang selama ini tidak ada atau terbatas jumlahnya, terpenuhi.

Tidak sedikit juga kalangan Tionghoa yang berjualan berbagai pembukaan (juadah), seperti kue, bubur, minuman.
Karena pembelinya kaum Muslimin, maka dalam membuatnya biasanya mereka bekerjasama dengan kaum Muslimin. Mereka sangat menjaga perasaan umat Islam. Maka tak heran dalam sebentar saja dagangan mereka ludes.

Sebenarnya, ikut berjualannya orang Tionghoa di bulan ramadhan, selain niat berdagang juga karena ikut senang dengan kedatangan bulan ramadhan, dimana saudara-saudaranya kaum Muslimin berpuasa.

Boleh dikatakan orang Tionghoa tidak asing lagi dengan puasa, karena sejak berabad-abad yang lalu mereka sudah hidup berdampingan dengan damai dengan saudaranya yang beragama Islam. Bahkan tidak sedikit juga dari mereka yang menjadi Muslim. Sehingga menambah mesra hubungan antarpemeluk agama.

Indahnya ramadhan, indahnya kebersamaan, indahnya saling menghormati.

Inilah antara lain yang disebut dengan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Selamat menjalankan puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun