Mohon tunggu...
Ruddy J. Suhatril
Ruddy J. Suhatril Mohon Tunggu... -

Salam kenal, nama saya Ruddy J. Suhatril. Semoga tulisan-tulisan saya dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan??.. Ngapain Percaya Hal-hal Bodoh Seperti Itu..??

12 Mei 2010   20:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama ini saya dididik di indonesia, dimana agama menjadi satu komponen penting dalam kehidupan. Dalam dasar negara kita pun sila pertama nya ber-bunyi "Ketuhanan yang maha esa". Tidak hanya itu,  dalam KTP kita harus mencantumkan agama yang kita anut. Dalam bayangan saya, semua orang pasti punya agama. Didalam agama salah satu hal utama yang diajarkan adalah tentang konsep ketuhanan. Dengan kata lain, semua orang punya agama dan pastinya punya tuhan.

Suatu waktu dalam acara makan malam bersama dengan teman yang berasal dari barat, saya bertanya tentang agama apa yang dianut. Kemudian dia menjawab "Saya tidak percaya tuhan", jawaban tersebut cukup mengagetkan saya, ditambah lagi dengan perkataan "Kenapa kita harus percaya dengan hal-hal yang bodoh seperti itu". Sejenak saya tidak bisa bernafas, mungkin anda bisa membayangkan apabila mendapat jawaban seperti itu, sesaat seperti ditampar, emosi pun mulai tidak terkendali. Tetapi saya berusaha untuk tetap tenang dan mencoba menerangkan tentang tuhan versi saya. Bagi mereka semua penejalasan harus bisa dimasukkan dengan logika manusia, sulit bagi saya menerangkannya, karena mungkin ilmu saya tidak cukup tinggi untuk bisa meyakinkan mereka. Dan cerita tentang tuhan berhenti sampai disitu dimana saya sepenuhnya menyadari bahwa hal tersebut tidak bisa kita paksakan.

Pada hari2 berikutnya, saya mulai mengamati apa sih yang membedakan orang yang percaya tuhan dan yang tidak. Pertama saya mencoba melihat dari norma2 kehidupan salah satunya yaitu sikap jujur, dengan thesis : orang yang percaya tuhan akan jauh lebih jujur. Ternyata tidak sepenuhnya benar, justru saya melihat teman saya yang percaya tuhan banyak tidak jujur nya dari pada orang yang tidak percaya tuhan. Kemudian saya coba amati sikap2 lainnya, ternyata saya tidak bisa menemukan perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain tidak ada hubungan langsung antara norma2 kehidupan dengan peracaya kepada tuhan.

Kemudian terjadi suatu hal yang sangat menarik. Salah seorang teman saya mengalami kesulitan dalam pelajaran. Tadinya bagi saya itu hal yang biasa, mengingat program yang saya ikuti memang cukup berat. Kadang2 saya pun hampir merasa putus asa, tetapi saya selalu  BERDOA kepada Allah SWT untuk selalau diberi kekuatan. Apa yang akhirnya terjadi pada teman saya itu ? Schizopernia. Suatu penyakit jiwa dimana dia bisa mempunyai dual personality ataupun alam pikiran sendiri. Sebelum dirawat di RS, tanda2 sakit jiwa sudah mulai terlihat antara lain seperti ketawa2 sendiri ketika dosen mengajar, berhalusinasi dsb. Dan tebak ??  teman saya itu adalah salah satu yang TIDAK percaya tuhan.

Kejadian itu membuat saya untuk mengetahui perbedaan antara orang yang percaya tuhan dan tidak. Bagi yang tidak percaya tuhan, semua hal dicoba untuk dipikir dengan logika manusia padahal menurut saya logika Tuhan dan Manusia tidak sama. Sebenarnya saya juga mengalami kesulitan yang hampir sama dengan yang dihadapi teman saya tersebut namun pada saat itu saya ikhlas dan pasrah kepada Allah Swt. Saya selalu berdoa untuk selalu diberikan petunjuk dan kekuatan, Alhamdulillah berkat-NYA saya terhindar dari hal2 yang tidak diinginkan.

Saya menemukan bahwa ada satu hal yang tidak dipunyai oleh orang2 yang tidak percaya tuhan yaitu : IKHLAS. Menurut saya IKHLAS adalah ilmu tertinggi yang harus dipunyai oleh manusia, dan itu tidak bisa didapatkan apabila kita tidak percaya kepada tuhan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda.

Ruddy J. Suhatril

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun