Ahok bebas. Dinding-dinding Facebook dihiasi status tentang kebebasan mantan gubernur DKI yang dijatuhi hukuman 2 tahun penjara (dipotong remisi 3 bulan 15 hari) karena perkara penistaan agama.
"Selamat datang pahlawan muda", "He's back", "Welcome back Ahok." Begitulah coretan di dinding-dinding Facebook.
Ahoker bersuka cita. Tjahaja yang sempat meredup kembali terang. Harapan dan doa diucapkan agar Tjahaja tetap menyala.
Tapi, ada yang mengganjal perasaan saat hari pembebasan. Saat matahari mulai mendaki di Kamis (24/1) pagi, Ahok pergi keluar tahanan.
Pendukungnya yang telah berjaga sepanjang malam di depan Mako Brimob terkecoh. Tak ada yang tahu kapan Ahok keluar penjara. Begitu juga media. Hanya lingkaran kecil di sekitar Ahok yang tahu.
Sejak awal kebebasannya, Tjahaja sepertinya tertutup kabut hitam pekat. Rencana siaran langsung detik detik pembebasan Ahok di Youtube tak terwujud.
Narasi tentang pernikahan Ahok, liburan Ahok, atau rencana-rencananya selepas bebas yang menghiasi media  justru berasal dari sumber kedua.
Ahok tak bicara kepada media, dan pendukungnya. Dia bungkam.
Informasi tentang Ahok hanya satu saluran diumumkan oleh Tim BTP melalui instagram. Benarkah orang-orang yang dulu dekat dengan Ahok sengaja untuk membiarkan 'Tjahaja Padam'
Bukan tanpa sebab. Arah dukungan Ahok di Pilpres dinantikan pendukungnya? Ke pasangan capres mana suara dukungan Ahok akan berlabuh?
Jokowi. Tunggu dulu.
Justru kejadian Kamis (24/1) ini bisa menjadi peta untuk menjelaskan. Ahok memang bisa mendulang suara bagi capres  Jokowi-Ma'ruf, karena suara Ahoker lumayan banyak.
Tapi di satu sisi Ahok juga bisa menjadi kerikil tajam buat pasangan nomor urut 01 itu. Â Ahok bisa menjadi beban bagi Jokowi-Ma'ruf, terutama Ma'ruf.
Bila Ahok menyatakan mendukung Jokowi-Ma'ruf, ini akan menjadi peluru bagi lawan untuk menggoreng isu. Lewat isu "Penista agama bergabung" ini jelas bisa merugikan Jokowi-Ma'ruf.
Sebab itu, sebisa mungkin Ahok tak dimunculkan ke publik. Wawancara-wawancara dengan media sebaiknya dibatasi, untuk meminimalisir kesalahan sedkitpun. Bahasa gampangnya, jangan sampai Ahok blunder lagi dan merugikan Jokowi.
Simpan Ahok dulu, kalau perlu ungsikan ke luar negeri hingga Pilpres usai. Biarkan Tjahaja Padam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H