Teman yang lain berusaha menenangkan dan membuat joke (lihat kiri-kanan cil, pemandangan bagus, ada salju, sungai, dll) untuk mencairkan suasana. bahkan di antara mereka ada yang tertawa riang (termasuk si driver) dan ingin merekam penderitaan saya. Khan main yahh teman-temankuhh memang terdebestt lah, bahagia di atas penderitaan orang lain. Baiqlah suatu saat akan kubalas, Whahahaahah.
Barulah setelah muntah dan istirahat sejenak di rest area saya merasa enakan. Tidur sejenak di mobil dan akhirnya kami sampai di Nubra Valley.
- NUBRA VALLEY
Merasakan sensasi timur tengah di Nubra Valley adalah salah satu pengalaman yang sangat menyenangkan. Hamparan padang pasir yang luas, pegunungan yang tinggi menjulang serta sungai-sungai yang mengalirkan air yang sangat jernih.
Di tempat ini kami juga mencoba untuk menunggangi onta, kurang lebih 15 menit dengan harga 250 rupee. Nggak kebayang kan yah zaman dahulu kala orang naik onta untuk umroh, ini 15 menit aja pantat udah pegel karena punggung ontanya runcing-runcing meskipun sudah dilapisi bantal.
- TURTUK VILLAGE
Kami melanjutkan perjalanan hingga ke turtuk village. Sesampainya di sini kami tak henti-hentinya mengucap syukur atas kesempatan untuk menikmati hamparan keindahan yang disuguhkan. Bunga Sakura yang bermekaran, pepohonan yang begitu hijau, serta perkebunan/sawah yang tertata rapi. Kata sebagian orang mungkin ini benar-benar gambaran surga yang dituliskan dalam Al-Quran, "Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai" yang sangat indah.
Desa ini mayoritas penduduknya adalah muslim. Desanya sangat indah dan penduduknya sangat ramah. Beberapa kali kami bertemu dengan penduduk setempat dan mereka sangat welcome. Menurut info yang kami dapat bahwa sangat jarang wisatawan yang berkunjung ke Ladakh mampir ke Desa ini karena lokasinya cukup jauh dan dekat dengan perbatasan Pakistan.
Setibanya di sana kami pun cukup sulit menemukan penginapan karena sebagian besar Hotel dan Guest House tutup. Mungkin ada yang buka tapi lokasinya di atas bukit di mana kita harus gerek-gerek koper sampai ke atas.
Lalu, listrik di daerah ini pun tidak 24 jam. Nyalanya dari jam 7 malam sampai jam 11 malam. Jadi kalau mau internetan hanya bisa di jam tersebut. Kartu perdana nggak ada jaringan sama sekali.
- TERJEBAK LONGSOR
Setelah menginap di Desa Turtuk semalaman kami berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Pangong Lake, dan mampir ke Hundar untuk beristirahat. Namun apa daya sudah kehendak Allah kami harus menghadapi longsor, dan nggak ada alternatif jalan lain. Bebatuan yang menghalangi jalan cukup besar dan tidak ada alat berat yang digunakan hanya dikerjakan secara manual oleh penduduk setempat sehingga kami harus menunggu kurang lebih 9 jam.