Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Thank You For The Fantasies"

1 Mei 2018   14:22 Diperbarui: 1 Mei 2018   14:47 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

After a while, we've grown close. At first, I thought we could just be good friends. I had no other ambitions besides that.

However, you had a different idea. You thought that we could be more and that we should. You convinced me that we could work it out.

Did I jump into the idea? No, not at first. I hesitated. My past experiences have taught me a lot.

Pardon my skepticism. No, on a second thought, I'm not sorry for it. In fact, it has protected me, keeping me safe for a very, very long time.

Of course, that has come with quite a hefty price. I am single most of the time.

Still, they blame me anyway. They don't want me to be aggressive and make the first move. At the same time, they also think I'm not making much of an effort.

Such a society, eh? I can never win with them. In their eyes, I'm never right.

I've asked some people I know about you. Of course, their answers varied. Some warned me to be careful, which was natural. They didn't want me to get hurt, because they were afraid that you might have been just a scammer. (Really, can you ever blame them?)

Others were overjoyed. At last, someone for me! They told me to give you a chance. I mean, who knows?

So I finally did. Ignoring my gut feeling, I started opening my heart again. I let you in. I saved a room big enough for you in here.

Everything was alright at first. I was even happy. Friends said my writing stuff had been less gloomy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun