Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Kutu-Kutu Hendak Menjadi Kupu-Kupu"

31 Juli 2016   15:54 Diperbarui: 31 Juli 2016   16:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iya,” jawab Natalia halus. Akhirnya, kamu mati gaya juga. Sempat kamu bercerita cukup banyak – dengan mata berbinar-binar bangga – bahwa kamu baru datang dari New York ke Jakarta dengan suami bulemu, Sal. Kamu ingin berbisnisfranchise tempat kursus dan sedang berusaha mencari tahu. Pertanyaan terakhirmu adalah:

“Kamu tahu nggak, gimana caranya?”

Lagi-lagi, aku dan Natalia sama-sama menggeleng. Akhirnya kamu menyerah. Kamu meninggalkan kami dan bergabung dengan para lelaki bule yang merokok, termasuk Sal, suamimu. Kulihat kamu hanya menggelendot manja pada lelaki bule bermata sayu dan berhidung mancung. Kamu juga ikut merokok.

Natalia dan aku saling berpandangan dengan geli, sebelum kembali mengobrol. Sesekali kuperhatikan pantulan diriku sendiri di cermin.

Hanya seorang gadis gemuk dengan wajah tanpa make-up dan pakaian semi-casual: jeans dan kaos. Tidak seperti perempuan lainnya siang itu di meja yang sama, tapi aku bukan kepompong…apalagi kutu.

Kupu-kupu? Ah, tak perlu. Bukan aku yang putus-asa ingin menjadi kupu-kupu. Aku tahu, aku lebih baik dari itu…

R.

(Prompt#121: “Kutu-kutu yang Hendak Menjadi Kupu-kupu” – Monday Flash-fiction)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun