"Iiihhh, ini fotonya lagi dimana, sih? Kok nggak ngajak-ngajak?"
"Curaaang, aku ditinggaaal!"
"Elo gitu, ya. Tiap kali gue ajak ngumpul selalu sibuk, tapi giliran sama dia selalu bisa. Emangnya kita bukan temen, ya?"
Dan masih banyak lagi. Beberapa komentar di atas pasti sering muncul saat seseorang mem-posting sesuatu di laman akun social media mereka. Biasanya berupa foto-foto atau pemberitahuan mengenai lokasi mereka. (Biasanya karena GPS pada akun social media mereka diaktifkan. Misalnya: mereka lagi di mall apa, sama siapa, dan sedang makan apa atau nonton film apa.) Tentu, komentar-komentar di atas bisa punya tiga arti:
1. Teguran biasa/sekedar bercanda.
2. Ekspresi rasa kangen. Nah, yang ini sering kejadian. Karena terlalu gengsi bilang kangen, keluarnya jadi berupa tuduhan.
3. Tuduhan serius.
Kalau hanya menyapa - apalagi bila sudah lama tidak berjumpa atau kumpul bersama, serta sudah saling mengenal gaya bercandaan masing-masing - tidak apa-apa. Kalau karena kangen? Ngapain gengsi? Daripada bikin yang sudah posting merasa tidak enak dan (apa iya?) harus selalu menjelaskan segalanya pada Anda, kenapa tidak berkomentar yang terdengar lebih positif dan jauh dari kesan 'menuduh'? Contohnya:
"Waaah, asyik pada ngumpul! Kapan-kapan aku mau ikut juga, dong."
Alternatif lain? Daripada menunggu diajak, kenapa tidak mengajak duluan? Gampang, kok. Manfaatkanlah semua akun social media di mana Anda saling terhubung dengan teman-teman Anda selain nomor ponsel mereka. Ya, apalagi bila kalian masih tinggal satu kota. Apa susahnya? Kalau masalah jadwal sibuk, masih bisa diatur atau diatur ulang kalau mau. Yang penting niatnya, 'kan?
Lagi susah ketemuan? Ya, mungkin waktunya saja yang belum tepat. Bersabarlah. Saling mengobrol lewat social media sebagai pelepas kangen dulu juga bisa.