Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"My Un-Valentine"

12 Februari 2016   11:08 Diperbarui: 12 Februari 2016   11:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

For me, love should be celebrated everyday. Love is a whole lot more than heart-shaped chocolate, pink candy, and red roses. Don't forget about the possibilities of migraines, toothaches, and thorns prickling your fingers too. If you're all brave and strong enough to get through all the ugliness possible and still choose to stick around, then congratulations. I sincerely hope that it's real love that will last.

If you're not its celebrators, don't take part on any of it. It's just that simple. Believe me, if people want to go courting and doing something 'more' that you fear or suspect because of that - who says they have to wait until Valentine's Day? Why not give them the idea that 'every action bears consequences' that they may not be really ready for?

---//---

"So you don't celebrate Valentine's Day."

"Nope."

"But you don't object that either."

"That's right. I'm being neutral about this whole idea."

"You can't stay neutral all the time. You're bound to pick a side somehow."

"Well, I already have. Mine. Wanna join?"

R.

Writer@work

(Jakarta, 9/2/2016 - 5:50 pm)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun