Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Dingin...dan Kosong..."

11 Desember 2015   15:39 Diperbarui: 11 Desember 2015   15:54 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hai, apa kabarmu?

Sudah lama kita tidak bertemu

Kangen juga dengan senda-gurau itu

meski entah artiku bagimu

atau kau bagiku

 

Hidup ini aneh, ya?

Tak selalu ada jawaban atas segala

Yang banyak malah tanda tanya

Kadang kita keburu kehabisan kata-kata

 

Apa maumu?

Kau tahu apa mauku

Mengapa kita harus bertemu?

Entah kenapa dengan masa-masa singkat itu

Rasanya semu

 

Mengapa kau kecewa?

Kau sendiri juga tidak pernah berjanji apa-apa

Mengapa aku yang harus berkorban untuk semua yang kau pinta,

hanya agar kau puas dan bahagia?

Kita bahkan belum kenal lama

 

Aku bukan mereka

yang mudah terbuai rayuan belaka

lalu kau campakkan begitu saja

atau pencari kesenangan semata

tanpa balas menuntut apa-apa

 

Bila bagimu aku hanya pembuang waktu berhargamu,

silakan simpan semua harapan kosong itu

Kamu tahu kemana harus berlalu

dan kapan saatnya berhenti mengganggu...

 

R.

(Jakarta, 10 Desember 2015 - 9:36)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun