Di sepanjang jalur trekking, vegetasi lumayan lebat, beberapa kali kami merasa teduh karena sinar matahari tertutupi oleh rindangnya pohon di hutan ini.
Jalur Kawah Ratu ini mempunyai kontur yang berbeda-beda, kadang-kadang tanah, kadang berbatu, kadang diselingi sungai mengalir di antara jalurnya, beraneka ragam sehingga sembari trekking dalam satu jalur kita mendapatkan pengalaman melewati beberapa medan berbeda.Â
Di beberapa titik di jalur Kawah Ratu dipenuhi dengan lumpur dan kami harus lebih hati-hati dalam menentukan langkah karena sekali salah langkah, sepatu kami pasti berubah coklat, penuh lumpur.
Lebih dari setengah jalan sudah kami tempuh, badan mulai merasa lelah, kami putuskan untuk rehat sejenak di tumpukan batu dekat dengan sungai kecil yang mengalir deras. Logistik yang sudah kami bawa satu per satu dikeluarkan, ada roti, biskuit, dan semacamnya. Rasa haus pun kami obati dengan minum air secukupnya. Puas beristirahat dan bersenda gurau, kami melanjutkan perjalanan. Tidak jauh lagi, kami akan segera sampai ke Kawah Ratu.
Beberapa menit setelah kami melanjutkan perjalanan, kami dihadapkan dengan sebuah tanah lapang dengan banyak pohon yang mengering. "Hutan Mati", itu yang saya gumamkan dalam hati.Â
Di hutan mati ini, tampilannya tidak seperti hutan hujan tropis yang menemani kami di sepanjang jalur trekking tadi. Hanya ada tanah lapang, bebatuan dan banyaknya pohon yang bisa kami lihat di sini.Â
Walaupun indah, tapi jujur saya ada sedikit perasaan ngeri karena ini sedikit mengingatkan saya dengan Hutan di Lereng Merapi yang mengering karena awan panas. Jalur yang kami temui dari sini mayoritas menanjak cukup curam, hati-hati terkilir mengingat tanahnya juga cukup licin.
Setelah beberapa tanjakan dan melewati hutan yang mengering, kami akhirnya sampai ke kawah ratu. Dua setengah jam perjalanan kami tempuh, dengan istirahat beberapa kali. Wah, puas sekali rasanya! Kawah ini luas sekali, kata teman saya Gana, terdapat manifestasi geothermal di sini, contohnya ada steam vent, hot spring, boiling mud pool, bla bla bla.Â
Saya gak paham. Dua dari enam rombongan ini memilih untuk merasakan sensasi berendam di aliran air panas, sisanya cukup dengan merendam kaki saja, untuk merasakan relaksasi.Â
Oiya, untuk diingat bahwa kawah ini masih aktif, sehingga bau belerang dapat dengan jelas tercium di beberapa titik, oleh karena itu, kalau tidak tahan, jangan terlalu berlama-lama di kawasan ini, tetap berhati-hati, kesehatan nomor 1.