Mohon tunggu...
Cahya Nugraha
Cahya Nugraha Mohon Tunggu... Human Resources - Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Baru menjelajahi 18 dari 17.000 pulau di Indonesia. Blog: rubikomugglo.weebly.com Twitter: @rubikomugglo Instagram: rubikomugglo

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Di Jogja Ada Sate Ayam Tanpa Bumbu Kacang? Emang Enak?

14 Agustus 2018   07:45 Diperbarui: 14 Agustus 2018   21:01 1748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sate ayam tanpa bumbu kacang, emang enak? emang cocok?" kira-kira begitulah persepsi yang timbul dalam kepala saya ketika mendengar sebuah menu andalan dari Sate Ratu, yaitu Sate Ayam Merah. 

Sate dengan bumbu kacang sudah seperti amplop dan perangko bagi saya, hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling melengkapi. Kuliner bergaya Madura ini memang sering saya santap dan agak susah sebenarnya untuk menerima hal baru yang sedikit berbeda dengan kebiasaan.

budi seputro (dok.pribadi)
budi seputro (dok.pribadi)
dibakar (dok.pribadi)
dibakar (dok.pribadi)
Saya bersama teman-teman Kompasianer Jogja sedang melakukan liputan kuliner di Sate Ratu. "Sate di sana enak lho, gak pake bumbu kacang, beda pokoknya", teman saya bercerita. Sesampainya di Sate Ratu, kami mulai melihat setiap proses memasak sate tersebut. 

Dari penampakannya, sate tersebut memang berbeda, tidak berwarna coklat seperti yang biasa ditemui tetapi  sedikit berwana merah dan tidak dibakar hingga gosong. 

Kami kemudian berkesempatan untuk berinteraksi dengan sang pemilik warung Sate Ratu, Pak Budi Seputro. Dari beliaulah kami mengetahui sejarah Sate Ratu dan bagaimana ia merintis usahanya ini. 

Pak Budi memang sudah malang melintang di bisnis entertainment, berpengalaman dalam melakukan setting cafe, ia ingin membuat usahanya sendiri. 

Berawal dari sebuah angkringan sederhana di dekat Galeria Mall, kini angkringan tersebut berubah menjadi sebuah warung Sate Ratu yang telah dikunjungi oleh 2000 lebih wisatawan mancanegara dari 60 negara di dunia.

lilit basah (dok.pribadi)
lilit basah (dok.pribadi)
sate ayam merah (dok.pribadi)
sate ayam merah (dok.pribadi)
Ada dua menu andalan yang ditawarkan oleh Sate Ratu Jogja, yang pertama adalah lilit basah dan yang kedua adalah sate ayam merah. Kedua menu ini menjadi hidangan best seller yang selalu dicari oleh para pelanggan. Lilit basah mempunyai cita rasa gurih, tidak kering karena dalam penyajiannya diberi sedikit kuah berwarna kuning. 

Ketika saya cicip, mengingatkan saya akan tekstur kornet tetapi dengan potongan daging ayam yang lebih terasa. Lilit basah ini telah beberapa kali berubah secara penampilan, awalnya dulu disajikan dengan tusuk sate namun karena ingin mendapatkan look yang berbeda dengan sate lainnya, akhirnya disajikan dengan cara dipotong. Satu porsi berisi 4 potong daging lilit basah.

bumbu sate merah (dok.pribadi)
bumbu sate merah (dok.pribadi)
Menu kedua yang saya coba adalah sate ayam merah. Menu inilah yang membuat saya sedikit skeptis karena tidak seperti sate ayam kebanyakan. Karena dirundung rasa penasaran, saya kemudian mencoba mencicipi dan meresapi benar sate tersebut. Benar saja, rasa satenya berbeda. Walau tidak menggunakan bumbu kacang, namun sate tetap terasa gurih, manis, asin dan sedikit pedas. 

Tekstur ayamnya juga lembut, seperti tak memberikan perlawanan ketika dimasukkan ke dalam mulut dan digigit. Pak Budi kemudian menjelaskan bahwa satenya memang benar-benar dibumbui dengan sempurna. Bumbu rahasia yang ia racik dibalur ke setiap daging ayam dan dibiarkan selama beberapa waktu agar bumbu merasuk ke dalam daging ayam. 

Ketika ingin dihidangkan barulah daging yang sudah dibumbui tadi dibakar hingga matang. Pak Budi juga berujar, banyak dari para tamu yang takjub dengan bumbu sate tersebut dan berkeinginan untuk membeli bumbunya saja. Melihat peluang yang tercipta, Pak Budi juga menjual bumbu rahasianya ke dalam botol 300gr agar bisa memenuhi permintaan pelanggan.

Finalis Bango (dok.pribadi)
Finalis Bango (dok.pribadi)
Certificate of excellence (dok.pribadi)
Certificate of excellence (dok.pribadi)
Saya benar terkesima dengan cita rasa yang diberikan oleh sate ayam merah tadi dan mematahkan perasaan skeptis saya bahwa ternyata sate tanpa bumbu kacang itu enak, bahkan bisa lebih enak. Dengan rasa seperti itu dan kualitas pelayanan yang sangat baik saya rasa tak mungkin jika sate ratu tidak mendapatkan penghargaan. 

Benar saja, di dinding warung terpampang beberapa penghargaan yang pernah didapat oleh Sate Ratu. Pertama, certificate of excellence dari Trip Advisor dan kedua Finalis kuliner Bango. 

Jika kalian mencari Sate Ratu di Tripadvisor, terlihat bahwa mereka mendapatkan review 5 bintang, Sempurna! Ah, saya jujur menyesal karena baru tau ada sate seenak ini di Jogjakarta. Lain hari pasti akan kesini lagi. 

Oiya, Sate Ratu buka dari Senin-Sabtu, pukul 11.00-21.00. Harga per porsinya Rp. 20.000 an ya. Selamat mencoba dan terkejut akan cita rasa sate yang belum pernah kalian rasakan sebelumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun