Tulisan ini rasanya akan menjadi tulisan yang panjang. Setelah lama tidak berjalan-jalan, rasanya kangen untuk membagi pengalaman tersebut kedalam sebuah tulisan yang lengkap dan menyeluruh.Â
Menjelaskan berbagai aspek dari penginapan, tempat wisata yang dikunjungi, restoran yang disinggahi, pulau yang di jejaki dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk mempersingkat, saya mulai saja.
Hari 1
Beberapa hari lalu, saya, pacar serta beberapa temannya pergi untuk menyambangi satu pulau di utara Pulau Jawa. Tempat ini terkenal karena menjadi latar belakang film Laskar Pelangi. Mungkin banyak dari kalian tau tempat yang saya maksud, ya, Pulau Belitung. Banyak dari kalian mungkin sudah pernah datang ke pulau ini, tapi tetap saya akan bagikan pengalaman kami berkunjung ke negeri Laskar Pelangi ini.
Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB, setelah itu kami lalu mencari shuttle bus karena kami harus pindah terminal untuk berganti pesawat yang akan membawa kami ke Belitung. Kami naik ke lantai dua dan menunggu beberapa menit hingga sebuah bus datang dan mengantarkan kami ke terminal 1C.
Satu jam di pesawat lumayan mengobati rasa kantuk yang hinggap di kami dan tak terasa kami sudah sampai di Belitung. Kami lalu turun, lalu melihat nama Bandara H. AS. HANANDJOEDDIN terpampang megah diatas pintu kedatangan bandara. Bandara ini tidak terlalu besar. Waktu kami landing, hanya pesawat kami yang berada di runway bandara ini.Â
Kami lalu masuk dan mengantri bagasi. Setelah mendapatkan bagasi, kami lalu memesan ojek online. dan jangan kaget, di Belitung sudah ada dua armada ojek online yaitu Grab dan Gojek. Kami lalu memesan grabcar untuk mengantarkan kami ke penginapan kami yang berlokasi dekat dengan Pantai Tanjung Pendam.
Makanan yang kami pesan adalah Mie Belitung dengan minum Es Jeruk Kunci. Minuman ini juga harus dicoba kalau ke Belitung. Banyak orang bilang belum ke Belitung kalau belum coba Es Jeruk Kunci ini. Kalau di Pontianak tempat kelahirannya, jeruk ini disebut jeruk sambal / jeruk kalamanchi, rasanya segar dan sangat wangi, beda dengan jeruk yang biasa kami temui.Â
Sesampainya dibawah kami takjub, karena pantainya indah dengan air yang tenang dan yang jadi nilai tambah pantainya bersih dan sangat sepi. Waktu kami sampai disana, hanya kami yang bermain di sana, tidak ada orang lain. Pasir di pantai ini juga sangat halus, kalau boleh diibaratkan, seperti tepung terigu.
Puas bermain, kami naik keatas untuk menukarkan tiket yang kami dapat tadi untuk ditukarkan air minum. Diatas resort ini, ada sebuah kafe dimana kami bisa melihat pemandangan sekitar, terlihat banyak kapal dan pulau kecil yang berdekatan dengan pantai yang tadi kami singgahi.Â
Di resort ini juga terdapat kolam renang, namun kami tidak mencoba untuk nyebur, kami memilih untuk menyusuri pantai lain. Kami akhirnya pindah dari Bukit Berahu untuk menikmati pantai yang lain.
Harga untuk menyeberang per tripnya Rp. 400.000. Supaya lebih murah, kami bisa janjian dengan orang yang punya kapal untuk barengan, nanti pemilik kapal akan mencatat dan mengumpulkan orang lain yang ingin mencari barengan juga. Satu kapal bisa dinaiki hingga 10 orang penumbang dan akan dibawa ke 3 pulau, yakni Pulau Lengkuas, Pulau Batu Berlayar dan Pulau Kelayang. Siang hari itu kami tidak menyeberang karena masih lumayan capek dan ingin mengeksplor pantai pesisir barat Belitung yang lain.
Di pesisir pantainya banyak orang menyewakan perahu-perahu karet yang bisa disewa untuk membawa kami agak ke tengah. Tenang saja, ombaknya tidak gede, jadi bisa tenang membawa anak kecil untuk bermain air. Saya benar benar terkesima dengan pemandangan yang ada. Puas rasanya setelah lelah, kurang tidur, dapat melihat pemandangan seindah ini. Banyak spot foto yang instagrammable !
Kami lihat lebih dekat, mereka menjual mie ayam. Kami lalu datang dan memesan dua porsi mie ayam. Ternyata disini mie ayam cekernya juara ! cekernya lembut dan rasanya manis gurih, nikmat. Walaupun enak, kami sedikit kecewa karena ternyata harganya tidak seperti yang kami bayangkan. Dua porsi mie ayam ceker plus ceker 1 porsi dan 2 esteh diberi harga Rp. 50.000. Yah, lumayan mahal untuk semangkuk mie ayam, walaupun enak sih hehe...
Kami lalu beristirahat, tapi tak lupa untuk mengatur alarm untuk melihat matahari terbenam. Sekitar pukul 17.30 sore alarm berbunyi, saya lalu keluar penginapan dan berjalan ke Pantai Tanjung Pendam yang berada di sebelah penginapan kami. Setelah menunggu beberapa saat, matahari turun, oh indahnya. Tak rugi rasanya melihat pemandangan seindah ini untuk menutup hari. Setelah itu, saya pulang ke penginapan dan beristirahat.
Pada hari kedua, kami berencana untuk menyeberang ke berbagai pulau yang telah kami cari tahu terlebih dulu. Kami memilih hari ini karena badan kami sudah lumayan enak untuk diajak jalan-jalan lebih jauh dan berat. Kami telah cukup beristirahat dan merasa sudah siap untuk berpetualang. Kami akhirnya berkendara menuju Pantai Tanjung Kelayang dan menunggu kapal yang siap mengantarkan kami.
Setelah menunggu beberapa saat, sekitar tengah hari kami mulai menyeberang. Kami sekalian menyewa alat untuk snorkeling. Satu set peralatan snorkeling diberi tarif Rp.50.000. Salah satu atraksi yang bisa dilakukan ketika berada di Pulau Lengkuas adalah snorkeling. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 20 menitan.Â
Pulau pertama yang dikunjungi adalah Pulau Lengkuas dikarenakan pulau ini berlokasi paling jauh dibandingkan pulau-pulau lainnya. Dari jauh mulai terlihat mercusuar yang menjadi landmark pulau ini. Sesampainya di pulau kami diberi sedikit waktu untuk berfoto dan berkeliling pulau, jika dirasa sudah cukup perahu akan datang menjemput kami dan membawa kami ke spot snorkeling.
Spot snorkelingnya tidak terlalu dalam, mungkin sekitar dua meter. Banyak karang yang ada di bawah kami, namun yang saya lihat banyak karang sudah mati. Tidak berwarna indah lagi. Daya tarik dari spot ini menurut saya adalah banyak ikan berwarna warni. Saran saya, kalau kesini bawa makanan ikan, nanti ikannya akan mengerubungi kami. Saya tau trik ini dari orang kapal yang membawa kami kesini.
Tak jauh dari pesisir pantai pulau ini dapat kami temukan orang berjualan Popmie dan kelapa muda. Banyak orang beristirahat di pulau ini sambil menyeruput semangkok mie panas. Kami tak lama berada di pulau ini dikarenakan hujan datang dan kami ingin segera pulang. Untuk kalian yang ingin memesan perahu, kalian bisa kontak Perahubelitung, no HP nya 0821-1244-3929, soal tarif sudah saya sebutkan diatas tadi ya...
Kami sempat bertanya pada teman kami yang orang asli Belitung untuk memberi tahu tempat makan seafood yang enak dan murah di Belitung. Ia memberikan kami beberapa pilihan dan yang kami pilih adalah RM. Pohon Ketapang. Kami pun memesan sebuah ikan untuk dimasak dua cara. Kepala ikannya dibuat Gangan, masakan khas Belitung, badan ikannya dibakar dengan bumbu bendera.
Rasa Gangan ini persis dengan sayur pacri nanas yang saya temui di Pontianak. Bumbu cabe dan segar nanas sangat terasa dalam semangkuk sup ini. Rasa asam manis sangat dominan dalam kuliner ini. Di lain sisi, ikan bakar bumbu bendera terdiri dari 2 bumbu yakni bumbu manis dan bumbu pedas. Rasa bakar dan aroma bakar sangan tercium harum, ikan yang dibakar jika dicocol sambal terasa sangat sempurna sebagai lauk makan kami. Oh iya, jika kalian menyempatkan kesini, kalian harus pesan cah kangkung belacannya. ENAK BANGET !
Hari ketiga kami di Belitung kami memilih untuk menjelajah daerah Belitung Timur. Kami lalu melihat peta dan mengetahui bahwa jaraknya lumayan jauh.Â
Perjalanan ke Belitung akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam berkendara menggunakan motor. Kami pun bergegas berkendara. Ketika di tengah perjalanan kami sempatkan untuk mampir di Danau Kaolin. Danau ini cukup luas, airnya berwarna biru tosca dan dikelilingi batuan sebesar pasir yang berwarna putih ke abu-abuan. Tempat ini cukup terkenal, tetapi kita tidak bisa masuk ke dalam karena tempat ini masih dijadikan lokasi tambang.
Kami lalu melanjutkan perjalanan. Jalanan di Belitung ini mayoritas mulus, tidak banyak lampu merah, sehingga kita bisa menggeber motor kita dengan kecepatan tinggi. Kami berkendara hingga sampai ke sebuah kota di Belitung Timur bernama Manggar.Â
Berdasarkan riset yang kami lakukan, di Manggar ini juga terkenal dengan warung kopinya. Oleh karena itu, langsung kami arahkan motor kami untuk mencari sebuah warung kopi yang terlihat ramai. Pilihan kami jatuh kepada Warung Kopi Atet. Seperti biasa, kami pesan kopi susu dan telur setengah matang. Begitu menyeruput kopi susunya, rasanya nikmat sekali, kopinya harum. Menurut saya kopi yang ada di warung ini lebih enak daripada kopi yang saya coba kemarin di Kong Djie.
Setelah puas nyeruput kopi, kami mencari makan siang. Kami ingin mencari kuliner khas Manggar tetapi tidak menemukannya. Akhirnya kami singgah di rumah makan yang lokasinya berdekatan dengan warung kopi Atet tadi. Tempatnya dari luar kecil. Hanya ada 1 meja yang berada di teras rumah makannya.Â
Nama Warung Mie ayam ini Siu Mie, walaupun namanya chinese tetapi tenang, makanan ini halal. Kami memesan mie ayam bakso dan mie ayam pangsit. Harga untuk dua mangkok ini sekitar Rp. 44.000. Kalian harus coba mie ayam ini, ibunya sudah jarang buka karena suka jalan-jalan, sehingga kalau warung ini buka harus dicoba. Enak banget ! terlebih mie pangsitnya. Kuahnya gurih banget ! kaldunya ringan tapi berasa. Ibunya memang sudah agak tua tapi ramah sekali. Kami diberikan rekomendasi tempat jalan sembari menikmati mie ayam buatannya.
Di Kampung Ahok, kita bisa mendapati oleh-oleh khas Belitung seperti kue rintak, sirup jeruk kunci, terasi Belitung di jual disini. Ada juga kue buatan Ibu dari Pak Ahok dijual disini. Di depan gedung Kampung Ahok, ada sebuah rumah megah berwarna pink, nah menurut Ibu yang saya temui di mie ayam tadi.Â
Rumah ini adalah rumah peristirahatan keluarga Pak Ahok. Saya pun mulai melihat-lihat rumah ini, tapi seperti tidak berpenghuni. Setelah bertanya-tanya, keluarga pak ahok sedang berada di Jakarta, pantas saja terlihat sepi. Di Galeri Batik Simpor, kami disuguhkan beragam batik yang motifnya khas Belitung. Ada motif kopi, motif daun simpor, harganya kisaran Rp. 250.000.
Tidak jauh dari Kampung Ahok, kami berbalik arah dan bertemu dengan tempat wisata lainnya yaitu, Museum Kata Andrea Hirata, katanya ini merupakan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Banyak prestasi Laskar Pelangi tertera disini.Â
Banyak kutipan dari penulis-penulis dunia. Banyak spot yang artsy dan instagrammable pokoknya ! harus deh kesini. Harga masuknya Rp. 50.000 per orang dan nanti akan diberi sebuah buku saku laskar pelangi.Â
Setelah puas berfoto, kami pergi ke salah satu spot film laskar pelangi lainnya, yaitu Replika SD Muhammadiyah Gantong. Tiket masuknya Rp. 5000, Gedung SD nya tidak terlalu besar. Hanya ada dua ruang kelas, di halamannya terdapat sebuah tiang bendera dengan bendera Indonesia berkibar dengan bebasnya. Ketika masuk ke dalam kelas, kondisi lantainya tidak rata, kayu-kayu sebagai dinding penuh dengan coretan. Hanya kursi dan mejanya yang kondisinya cukup bagus.
Di sini, kami memesan berbagai makanan yang khas, yakni berego, tenggiri bungkus daun simpor, dan es cincau. Berego ini mirip dengan kwetiau tapi ukurannya lebih besar dan disiram dengan kuah santan ikan. Rekomendasi dari kami, beregonya enak tapi yang benar benar mencuri perhatian adalah Tenggiri bungkus daun simpornya. Rasanya enak, gurih dan sedikit pedas. Harum kemangi dan daun simpornya sangat tercium di hidung kita. Harus dicoba.
Tak cukup sampai disitu, kami mencari cemilan sebagai hidangan penutup. Kami berkendara dan berhenti sebuah lampu merah dan di emperan tokonya, ada penjual HOK LO PAN.Â
Kami penasaran dan mendekati gerobak itu. Ternyata yang dijual adalah martabak manis atau terang bulan kalau di Jogja. Kami lalu pesan 1, Hoklopan kombinasi, isinya coklat kacang, dan ketan hitam. Ketan hitamnya legit, coklat kacangnya gurih manis. Harga per loyang juga tidak mahal, cukup Rp. 35.000. Saya pribadi lebih menyukai dengan martabak tradisional seperti ini, saya tidak cocok dengan martabak kekinian yang pakai banyak toping, eneg, kalau untuk saya.
Hari terakhir ini kami harus pulang ke Jakarta, tetapi sebelum itu kami menyempatkan diri untuk mencoba menu sarapan khas Belitung. Kali ini kami mencoba Suto Belitung yang ada di warung Mak Janah kalau tidak salah, lokasinya berdekatan dengan Warung Kopi Ake.Â
Suto Belitung terdiri dari kupat, soun, emping, daging sapi, yang disiram dengan kuah santan. Makanan pendampingnya Kepiting Isi. Rasanya gurih, dengan rasa santan yang ringan. Cocok untuk sarapan. Kopi plus telur setengah matang juga tak lupa saya santap. Ah, nikmatnya sarapan kali ini. Puas makan, kami kembali ke penginapan dan memesan grabcar untuk mengantarkan kami ke bandara. Liburan kami telah usai. Kami kembali ke rumah. Semoga tulisannya memberikan inspirasi liburan ke Belitung ya....
Hari Pertama
Kong Djie
Mie Belitung Atep
Bukit Berahu
Tanjung Binga
Tanjung Kelayang
Tanjung Tinggi
Mie Ayam bundaran Batu Satam
Tanjung Pendam
Hari Kedua
Tanjung Kelayang
Pulau Lengkuas
Pulau Batu Berlayar
Pulau Kelayang
RM. Pohon Ketapang
Hari Ketiga
Manggar
Kedai Kopi Atet
Siu Mie
Pantai Serdang
Pantai Nyiur Melambai
Kampung Ahok
Batik Simpor
Museum Kata Andrea Hirata
SD Muhammadiyah Gantong
Rumah Bambu
RM. Timpo Duluk
Hoklopan Simpang Rampat
Sotong Pangkong
Hari Terakhir
Suto Belitung Mak Janah
Kedai Kopi Ake
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H