Mohon tunggu...
Cahya Nugraha
Cahya Nugraha Mohon Tunggu... Human Resources - Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Baru menjelajahi 18 dari 17.000 pulau di Indonesia. Blog: rubikomugglo.weebly.com Twitter: @rubikomugglo Instagram: rubikomugglo

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Panduan Lengkap Berwisata ke Belitung

3 Mei 2018   12:50 Diperbarui: 4 Mei 2018   10:01 3713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini rasanya akan menjadi tulisan yang panjang. Setelah lama tidak berjalan-jalan, rasanya kangen untuk membagi pengalaman tersebut kedalam sebuah tulisan yang lengkap dan menyeluruh. 

Menjelaskan berbagai aspek dari penginapan, tempat wisata yang dikunjungi, restoran yang disinggahi, pulau yang di jejaki dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk mempersingkat, saya mulai saja.

Hari 1

Beberapa hari lalu, saya, pacar serta beberapa temannya pergi untuk menyambangi satu pulau di utara Pulau Jawa. Tempat ini terkenal karena menjadi latar belakang film Laskar Pelangi. Mungkin banyak dari kalian tau tempat yang saya maksud, ya, Pulau Belitung. Banyak dari kalian mungkin sudah pernah datang ke pulau ini, tapi tetap saya akan bagikan pengalaman kami berkunjung ke negeri Laskar Pelangi ini.

Bandara Belitung (Dok.pribadi)
Bandara Belitung (Dok.pribadi)
Awalnya, jika sesuai dengan jadwal, kami berangkat dari Jogja sekitar pada pukul 22.45 menggunakan pesawat, tetapi kami terkena delay. Kami menunggu sampai pukul 00.30, barulah kami bisa boarding kedalam pesawat dan terbang ke Jakarta. 

Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB, setelah itu kami lalu mencari shuttle bus karena kami harus pindah terminal untuk berganti pesawat yang akan membawa kami ke Belitung. Kami naik ke lantai dua dan menunggu beberapa menit hingga sebuah bus datang dan mengantarkan kami ke terminal 1C.

Suasana Bandara (Dok.Pribadi)
Suasana Bandara (Dok.Pribadi)
Pesawat yang kami gunakan untuk pergi ke Belitung adalah Citilink, yang berangkat sekitar pada pukul 5.45 pagi. Kami gunakan waktu luang yang kami punya untuk beristirahat di ruang tunggu bandara Soekarno Hatta. Panggilan untuk boarding terdengar di telinga kami, kami bergegas untuk naik ke pesawat dan melanjutkan tidur. 

Satu jam di pesawat lumayan mengobati rasa kantuk yang hinggap di kami dan tak terasa kami sudah sampai di Belitung. Kami lalu turun, lalu melihat nama Bandara H. AS. HANANDJOEDDIN terpampang megah diatas pintu kedatangan bandara. Bandara ini tidak terlalu besar. Waktu kami landing, hanya pesawat kami yang berada di runway bandara ini. 

Kami lalu masuk dan mengantri bagasi. Setelah mendapatkan bagasi, kami lalu memesan ojek online. dan jangan kaget, di Belitung sudah ada dua armada ojek online yaitu Grab dan Gojek. Kami lalu memesan grabcar untuk mengantarkan kami ke penginapan kami yang berlokasi dekat dengan Pantai Tanjung Pendam.

Hotel di Belitung (Dok.pribadi)
Hotel di Belitung (Dok.pribadi)
Hotel di Belitung (dok.pribadi)
Hotel di Belitung (dok.pribadi)
Letak bandara dari pusat kota Pulau Belitung yaitu Tanjung Pandan ternyata tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 20 menit berkendara. Kami lalu check-in dan menaruh beberapa barang. Semalam sebelumnya, kami sudah menyewa motor untuk berkendara mengelilingi Belitung. Kalau di Belitung, motor yang disewa akan diantarkan ke tempat kalian akan menginap dan tidak dikenai tambahan biaya. Tanpa berlama-lama lagi, kami lalu pergi untuk menikmati keindahan Belitung.

Kopi Kong Djie (Dok. Pribadi)
Kopi Kong Djie (Dok. Pribadi)
Kopi Susu (Dok. Pribadi)
Kopi Susu (Dok. Pribadi)
Dengan mata yang masih sedikit mengantuk kami lalu berkendara dan mencari sarapan hingga sampailah kami ke sebuah warung kopi yang bernama Kong Djie. Lokasinya berdekatan dengan tempat kami menginap, kami sempatkan singgah dan menikmati secangkir kopi susu dan seporsi telur ayam kampung setengah matang. 
Suasana Warkop (Dok. Pribadi)
Suasana Warkop (Dok. Pribadi)
Warung kopinya sangat tradisional, kopi dimasak menggunakan arang kayu dan disaring menggunakan saringan kain yang khas. Selain menyediakan kopi dan telur ayam, warung ini menyediakan berbagai jajanan pasar sebagai teman menyeruput kopi. Tak pernah sepi, begitu kesan yang saya dapati ketika duduk di dalam warung ini. Baik laki-laki maupun perempuan rasanya tak segan untuk kumpul, ngobrol sembari menyeruput kopi di pagi hari. Harga nya tak terlampau mahal, secangkir kopi susu dihargai Rp. 10.000 dan harga yang sama diberikan kepada telur ayam kampung setengah matang.

Mie Belitung Atep (Dok. Pribadi)
Mie Belitung Atep (Dok. Pribadi)
Diracik (Dok. Pribadi)
Diracik (Dok. Pribadi)
Mie Atep (Dok. Pribadi)
Mie Atep (Dok. Pribadi)
Tempat kedua yang kami sambangi adalah kuliner yang kudu harus dicoba ! tidak boleh kelewatan kalau ke Belitung. Nama tempat ini adalah Mie Belitung Atep. Lokasinya dekat dengan bundaran Batu Satam yang menjadi landmark kota Tanjung Pandan. Warung ini buka sekitar pukul 09.00 WIB. Begitu buka, ramai orang langsung memenuhi warung ini. Kami harus menunggu selama 30 menitan untuk mendapatkan kursi di dalam warung. 

Makanan yang kami pesan adalah Mie Belitung dengan minum Es Jeruk Kunci. Minuman ini juga harus dicoba kalau ke Belitung. Banyak orang bilang belum ke Belitung kalau belum coba Es Jeruk Kunci ini. Kalau di Pontianak tempat kelahirannya, jeruk ini disebut jeruk sambal / jeruk kalamanchi, rasanya segar dan sangat wangi, beda dengan jeruk yang biasa kami temui. 

Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Puas menikmati sarapan, kami lalu pergi menyusuri pantai di pesisir barat Pulau Belitung. Pantai pertama yang kami sambangi adalah pantai di kawasan Bukit Berahu. Jika mengendarai motor, mungkin menghabiskan waktu sekitar 30 menit berkendara. 
Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Bukit Berahu (Dok. Pribadi)
Untuk memasuki tempat ini kami diharuskan membayar Rp. 10.000 per orang, yang nantinya tiket tersebut bisa ditukar dengan air minum di resort yang ada di kawasan tersebut. Untuk menuju pantai ini, kami diharuskan untuk menuruni tangga yang lumayan curam. 

Sesampainya dibawah kami takjub, karena pantainya indah dengan air yang tenang dan yang jadi nilai tambah pantainya bersih dan sangat sepi. Waktu kami sampai disana, hanya kami yang bermain di sana, tidak ada orang lain. Pasir di pantai ini juga sangat halus, kalau boleh diibaratkan, seperti tepung terigu.

Puas bermain, kami naik keatas untuk menukarkan tiket yang kami dapat tadi untuk ditukarkan air minum. Diatas resort ini, ada sebuah kafe dimana kami bisa melihat pemandangan sekitar, terlihat banyak kapal dan pulau kecil yang berdekatan dengan pantai yang tadi kami singgahi. 

Di resort ini juga terdapat kolam renang, namun kami tidak mencoba untuk nyebur, kami memilih untuk menyusuri pantai lain. Kami akhirnya pindah dari Bukit Berahu untuk menikmati pantai yang lain.

Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Selanjutnya, tempat yang kami sambangi adalah Kampung Nelayan Tanjung Binga. Tempat ini tidak terlalu jauh dari Bukit Berahu tadi. Kami sempat melihat tempat mengeringkan ikan, penimbangan ikan, gudang ikan, dan sebagainya. Namun, kami sempat berhenti pada sebuah dermaga yang indah. Kami dapat melihat pesisir pantai dengan banyak kapal bersandar disana. Sempat pula kami mengabadikan gambar motor yang kami sewa. Oh iya, saya belum bilang dimana saya menyewa motor ini. 
Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Tanjung Binga (Dok. Pribadi)
Saya menyewanya di Kujulbelitung23_7, nomor HP nya 0819-4954-4554. Harga sewa motor scoopy ini perharinya Rp. 75.000, terjangkau dan kualitas motornya sangat baik. Tidak ada kendala saat pemakaian dan pelayanannya sangat ramah. Oleh karena itu, saya rekomendasikan di tulisan saya ini. Tidak dibayar sepeserpun oleh mereka.

Tanjung Kelayang (Dok. Pribadi)
Tanjung Kelayang (Dok. Pribadi)
Seusai dari Tanjung Binga, kami pindah ke sebuah pantai yang tak kalah indah. Nama pantai ini Tanjung Kelayang. Di pantai ini juga terdapat banyak kapal yang menawarkan jasa untuk island hopping atau nyebrang pulau ke beberapa pulau yang dekat dengan pesisir barat Belitung. 

Harga untuk menyeberang per tripnya Rp. 400.000. Supaya lebih murah, kami bisa janjian dengan orang yang punya kapal untuk barengan, nanti pemilik kapal akan mencatat dan mengumpulkan orang lain yang ingin mencari barengan juga. Satu kapal bisa dinaiki hingga 10 orang penumbang dan akan dibawa ke 3 pulau, yakni Pulau Lengkuas, Pulau Batu Berlayar dan Pulau Kelayang. Siang hari itu kami tidak menyeberang karena masih lumayan capek dan ingin mengeksplor pantai pesisir barat Belitung yang lain.

Tanjung Tinggi (Dok. Pribadi)
Tanjung Tinggi (Dok. Pribadi)
Pantai selanjutnya dan yang terakhir yang kami sambangi di hari pertama ini adalah pantai yang paling indah diantara pantai yang telah saya datangi tadi seharian. Pantai ini juga menjadi lokasi shooting film Laskar Pelangit. Mempunyai bebatuan besar dan menjulang tinggi, pantai ini bernama Pantai Tanjung Tinggi, terletak di pesisir barat utara Belitung. Airnya juga sangat jernih, pantai ini cukup luas dan banyak orang bermain dan bermandi air disini. 

Di pesisir pantainya banyak orang menyewakan perahu-perahu karet yang bisa disewa untuk membawa kami agak ke tengah. Tenang saja, ombaknya tidak gede, jadi bisa tenang membawa anak kecil untuk bermain air. Saya benar benar terkesima dengan pemandangan yang ada. Puas rasanya setelah lelah, kurang tidur, dapat melihat pemandangan seindah ini. Banyak spot foto yang instagrammable !

Mie Ayam (Dok. Pribadi)
Mie Ayam (Dok. Pribadi)
Tanjung Pendam (Dok. Pribadi)
Tanjung Pendam (Dok. Pribadi)
Kami akhirnya makan siang, walaupun terlambat. Kami pulang kearah kota Tanjung Pandan menuju tugu Batu Satam, disekitaran bundaran itu kami melihat sebuah warung yang lumayan ramai. 

Kami lihat lebih dekat, mereka menjual mie ayam. Kami lalu datang dan memesan dua porsi mie ayam. Ternyata disini mie ayam cekernya juara ! cekernya lembut dan rasanya manis gurih, nikmat. Walaupun enak, kami sedikit kecewa karena ternyata harganya tidak seperti yang kami bayangkan. Dua porsi mie ayam ceker plus ceker 1 porsi dan 2 esteh diberi harga Rp. 50.000. Yah, lumayan mahal untuk semangkuk mie ayam, walaupun enak sih hehe...

Kami lalu beristirahat, tapi tak lupa untuk mengatur alarm untuk melihat matahari terbenam. Sekitar pukul 17.30 sore alarm berbunyi, saya lalu keluar penginapan dan berjalan ke Pantai Tanjung Pendam yang berada di sebelah penginapan kami. Setelah menunggu beberapa saat, matahari turun, oh indahnya. Tak rugi rasanya melihat pemandangan seindah ini untuk menutup hari. Setelah itu, saya pulang ke penginapan dan beristirahat.

Island Hopping (Dok. Pribadi)
Island Hopping (Dok. Pribadi)
Pulau Lengkuas (Dok. Pribadi)
Pulau Lengkuas (Dok. Pribadi)
Mercusuar (Dok. Pribadi)
Mercusuar (Dok. Pribadi)
Hari 2

Pada hari kedua, kami berencana untuk menyeberang ke berbagai pulau yang telah kami cari tahu terlebih dulu. Kami memilih hari ini karena badan kami sudah lumayan enak untuk diajak jalan-jalan lebih jauh dan berat. Kami telah cukup beristirahat dan merasa sudah siap untuk berpetualang. Kami akhirnya berkendara menuju Pantai Tanjung Kelayang dan menunggu kapal yang siap mengantarkan kami.

Setelah menunggu beberapa saat, sekitar tengah hari kami mulai menyeberang. Kami sekalian menyewa alat untuk snorkeling. Satu set peralatan snorkeling diberi tarif Rp.50.000. Salah satu atraksi yang bisa dilakukan ketika berada di Pulau Lengkuas adalah snorkeling. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 20 menitan. 

Pulau pertama yang dikunjungi adalah Pulau Lengkuas dikarenakan pulau ini berlokasi paling jauh dibandingkan pulau-pulau lainnya. Dari jauh mulai terlihat mercusuar yang menjadi landmark pulau ini. Sesampainya di pulau kami diberi sedikit waktu untuk berfoto dan berkeliling pulau, jika dirasa sudah cukup perahu akan datang menjemput kami dan membawa kami ke spot snorkeling.

Spot snorkelingnya tidak terlalu dalam, mungkin sekitar dua meter. Banyak karang yang ada di bawah kami, namun yang saya lihat banyak karang sudah mati. Tidak berwarna indah lagi. Daya tarik dari spot ini menurut saya adalah banyak ikan berwarna warni. Saran saya, kalau kesini bawa makanan ikan, nanti ikannya akan mengerubungi kami. Saya tau trik ini dari orang kapal yang membawa kami kesini.

Batu Berlayar (Dok. Pribadi)
Batu Berlayar (Dok. Pribadi)
Setelah puas berenang dan melihat ikan, kami naik dan diajak untuk menuju ke pulau kedua. Nama pulau ini adalah Pulau Batu Berlayar. Pulaunya berukuran kecil namun daya tariknya adalah bebatuan besar yang mengelilingi pulau ini. Kami bisa melihat pulau pulau lain mengelilingi pulau yang mungil ini. Kami tidak diberikan waktu yang lama disini, karena ya tidak banyak yang bisa dilakukan selain foto foto diatas batu, tapi pulau ini indah.

Pulau Kelayang (Dok. Pribadi)
Pulau Kelayang (Dok. Pribadi)
Pulau Kelayang (Dok. Pribadi)
Pulau Kelayang (Dok. Pribadi)
Pulau terakhir dari island hopping kali ini adalah Pulau Kelayang. Pulau ini berlokasi paling dekat dengan Pantai Tanjung Kelayang. Berdekatan dengan pulau ini juga terdapat spot foto garuda, ini adalah tumpukan batu besar yang batu paling atasnya berbentuk seperti moncong burung. 

Tak jauh dari pesisir pantai pulau ini dapat kami temukan orang berjualan Popmie dan kelapa muda. Banyak orang beristirahat di pulau ini sambil menyeruput semangkok mie panas. Kami tak lama berada di pulau ini dikarenakan hujan datang dan kami ingin segera pulang. Untuk kalian yang ingin memesan perahu, kalian bisa kontak Perahubelitung, no HP nya 0821-1244-3929, soal tarif sudah saya sebutkan diatas tadi ya...

Ikan Bakar Bumbu Bendera (Dok. Pribadi)
Ikan Bakar Bumbu Bendera (Dok. Pribadi)
Gangan (Dok. Pribadi)
Gangan (Dok. Pribadi)
Perahu mulai bergerak menuju pantai. Perut kami sudah keroncongan, kami baru sadar bahwa kami belum makan apapun selain sarapan di hotel tadi. Sesampainya di pantai, kami lalu menyelesaikan pembayaran dan beranjak untuk mencari makan sore.

Kami sempat bertanya pada teman kami yang orang asli Belitung untuk memberi tahu tempat makan seafood yang enak dan murah di Belitung. Ia memberikan kami beberapa pilihan dan yang kami pilih adalah RM. Pohon Ketapang. Kami pun memesan sebuah ikan untuk dimasak dua cara. Kepala ikannya dibuat Gangan, masakan khas Belitung, badan ikannya dibakar dengan bumbu bendera.

Rasa Gangan ini persis dengan sayur pacri nanas yang saya temui di Pontianak. Bumbu cabe dan segar nanas sangat terasa dalam semangkuk sup ini. Rasa asam manis sangat dominan dalam kuliner ini. Di lain sisi, ikan bakar bumbu bendera terdiri dari 2 bumbu yakni bumbu manis dan bumbu pedas. Rasa bakar dan aroma bakar sangan tercium harum, ikan yang dibakar jika dicocol sambal terasa sangat sempurna sebagai lauk makan kami. Oh iya, jika kalian menyempatkan kesini, kalian harus pesan cah kangkung belacannya. ENAK BANGET !

Danau Kaolin (Dok. Pribadi)
Danau Kaolin (Dok. Pribadi)
Telur Setengah Matang (Dok. Pribadi)
Telur Setengah Matang (Dok. Pribadi)
Masak Mie (Dok. Pribadi)
Masak Mie (Dok. Pribadi)
Mie Ayam Siu Mie (Dok. Pribadi)
Mie Ayam Siu Mie (Dok. Pribadi)
Hari 3

Hari ketiga kami di Belitung kami memilih untuk menjelajah daerah Belitung Timur. Kami lalu melihat peta dan mengetahui bahwa jaraknya lumayan jauh. 

Perjalanan ke Belitung akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam berkendara menggunakan motor. Kami pun bergegas berkendara. Ketika di tengah perjalanan kami sempatkan untuk mampir di Danau Kaolin. Danau ini cukup luas, airnya berwarna biru tosca dan dikelilingi batuan sebesar pasir yang berwarna putih ke abu-abuan. Tempat ini cukup terkenal, tetapi kita tidak bisa masuk ke dalam karena tempat ini masih dijadikan lokasi tambang.

Kami lalu melanjutkan perjalanan. Jalanan di Belitung ini mayoritas mulus, tidak banyak lampu merah, sehingga kita bisa menggeber motor kita dengan kecepatan tinggi. Kami berkendara hingga sampai ke sebuah kota di Belitung Timur bernama Manggar. 

Berdasarkan riset yang kami lakukan, di Manggar ini juga terkenal dengan warung kopinya. Oleh karena itu, langsung kami arahkan motor kami untuk mencari sebuah warung kopi yang terlihat ramai. Pilihan kami jatuh kepada Warung Kopi Atet. Seperti biasa, kami pesan kopi susu dan telur setengah matang. Begitu menyeruput kopi susunya, rasanya nikmat sekali, kopinya harum. Menurut saya kopi yang ada di warung ini lebih enak daripada kopi yang saya coba kemarin di Kong Djie.

Setelah puas nyeruput kopi, kami mencari makan siang. Kami ingin mencari kuliner khas Manggar tetapi tidak menemukannya. Akhirnya kami singgah di rumah makan yang lokasinya berdekatan dengan warung kopi Atet tadi. Tempatnya dari luar kecil. Hanya ada 1 meja yang berada di teras rumah makannya. 

Nama Warung Mie ayam ini Siu Mie, walaupun namanya chinese tetapi tenang, makanan ini halal. Kami memesan mie ayam bakso dan mie ayam pangsit. Harga untuk dua mangkok ini sekitar Rp. 44.000. Kalian harus coba mie ayam ini, ibunya sudah jarang buka karena suka jalan-jalan, sehingga kalau warung ini buka harus dicoba. Enak banget ! terlebih mie pangsitnya. Kuahnya gurih banget ! kaldunya ringan tapi berasa. Ibunya memang sudah agak tua tapi ramah sekali. Kami diberikan rekomendasi tempat jalan sembari menikmati mie ayam buatannya.

Rumah Pak Ahok (Dok. Pribadi)
Rumah Pak Ahok (Dok. Pribadi)
Galeri Batik SImpor (Dok. Pribadi)
Galeri Batik SImpor (Dok. Pribadi)
Museum Kata Andrea Hirata (Dok. Pribadi)
Museum Kata Andrea Hirata (Dok. Pribadi)
SD Gantong (Dok. Pribadi)
SD Gantong (Dok. Pribadi)
Kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju tempat bernama Gantung. Disini banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi contohnya adalah Galeri Batik Simpor dan Kampung Ahok. Lokasi kedua tempat ini berdekatan. 

Di Kampung Ahok, kita bisa mendapati oleh-oleh khas Belitung seperti kue rintak, sirup jeruk kunci, terasi Belitung di jual disini. Ada juga kue buatan Ibu dari Pak Ahok dijual disini. Di depan gedung Kampung Ahok, ada sebuah rumah megah berwarna pink, nah menurut Ibu yang saya temui di mie ayam tadi. 

Rumah ini adalah rumah peristirahatan keluarga Pak Ahok. Saya pun mulai melihat-lihat rumah ini, tapi seperti tidak berpenghuni. Setelah bertanya-tanya, keluarga pak ahok sedang berada di Jakarta, pantas saja terlihat sepi. Di Galeri Batik Simpor, kami disuguhkan beragam batik yang motifnya khas Belitung. Ada motif kopi, motif daun simpor, harganya kisaran Rp. 250.000.

Tidak jauh dari Kampung Ahok, kami berbalik arah dan bertemu dengan tempat wisata lainnya yaitu, Museum Kata Andrea Hirata, katanya ini merupakan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Banyak prestasi Laskar Pelangi tertera disini. 

Banyak kutipan dari penulis-penulis dunia. Banyak spot yang artsy dan instagrammable pokoknya ! harus deh kesini. Harga masuknya Rp. 50.000 per orang dan nanti akan diberi sebuah buku saku laskar pelangi. 

Setelah puas berfoto, kami pergi ke salah satu spot film laskar pelangi lainnya, yaitu Replika SD Muhammadiyah Gantong. Tiket masuknya Rp. 5000, Gedung SD nya tidak terlalu besar. Hanya ada dua ruang kelas, di halamannya terdapat sebuah tiang bendera dengan bendera Indonesia berkibar dengan bebasnya. Ketika masuk ke dalam kelas, kondisi lantainya tidak rata, kayu-kayu sebagai dinding penuh dengan coretan. Hanya kursi dan mejanya yang kondisinya cukup bagus.

RM. Timpo Duluk (Dok. Pribadi)
RM. Timpo Duluk (Dok. Pribadi)
Hok Lo Pan (Dok. Pribadi)
Hok Lo Pan (Dok. Pribadi)
Puas berjalan-jalan, kami lalu pulang. Memang kami pulang sore hari karena perjalanan cukup jauh dan takut kalau malam datang saat kami di perjalanan. Hampir senja, kami sudah di penginapan. Kami sempat menikmati matahari tenggelam di Pantai Tanjung Pendam dan beristirahat. Malam harinya, saatnya untuk wisata kuliner. Kami mencari makanan khas Belitung lainnya, pergilah kami ke RM. Timpo Duluk. 

Di sini, kami memesan berbagai makanan yang khas, yakni berego, tenggiri bungkus daun simpor, dan es cincau. Berego ini mirip dengan kwetiau tapi ukurannya lebih besar dan disiram dengan kuah santan ikan. Rekomendasi dari kami, beregonya enak tapi yang benar benar mencuri perhatian adalah Tenggiri bungkus daun simpornya. Rasanya enak, gurih dan sedikit pedas. Harum kemangi dan daun simpornya sangat tercium di hidung kita. Harus dicoba.

Tak cukup sampai disitu, kami mencari cemilan sebagai hidangan penutup. Kami berkendara dan berhenti sebuah lampu merah dan di emperan tokonya, ada penjual HOK LO PAN. 

Kami penasaran dan mendekati gerobak itu. Ternyata yang dijual adalah martabak manis atau terang bulan kalau di Jogja. Kami lalu pesan 1, Hoklopan kombinasi, isinya coklat kacang, dan ketan hitam. Ketan hitamnya legit, coklat kacangnya gurih manis. Harga per loyang juga tidak mahal, cukup Rp. 35.000. Saya pribadi lebih menyukai dengan martabak tradisional seperti ini, saya tidak cocok dengan martabak kekinian yang pakai banyak toping, eneg, kalau untuk saya.

Warung Kopi Ake (Dok. Pribadi)
Warung Kopi Ake (Dok. Pribadi)
Suto Belitung (Dok. Pribadi)
Suto Belitung (Dok. Pribadi)
Hari Terakhir

Hari terakhir ini kami harus pulang ke Jakarta, tetapi sebelum itu kami menyempatkan diri untuk mencoba menu sarapan khas Belitung. Kali ini kami mencoba Suto Belitung yang ada di warung Mak Janah kalau tidak salah, lokasinya berdekatan dengan Warung Kopi Ake. 

Suto Belitung terdiri dari kupat, soun, emping, daging sapi, yang disiram dengan kuah santan. Makanan pendampingnya Kepiting Isi. Rasanya gurih, dengan rasa santan yang ringan. Cocok untuk sarapan. Kopi plus telur setengah matang juga tak lupa saya santap. Ah, nikmatnya sarapan kali ini. Puas makan, kami kembali ke penginapan dan memesan grabcar untuk mengantarkan kami ke bandara. Liburan kami telah usai. Kami kembali ke rumah. Semoga tulisannya memberikan inspirasi liburan ke Belitung ya....

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Itinerary

Hari Pertama

Kong Djie

Mie Belitung Atep

Bukit Berahu

Tanjung Binga

Tanjung Kelayang

Tanjung Tinggi

Mie Ayam bundaran Batu Satam

Tanjung Pendam

Hari Kedua

Tanjung Kelayang

Pulau Lengkuas

Pulau Batu Berlayar

Pulau Kelayang

RM. Pohon Ketapang

Hari Ketiga

Manggar

Kedai Kopi Atet

Siu Mie

Pantai Serdang

Pantai Nyiur Melambai

Kampung Ahok

Batik Simpor

Museum Kata Andrea Hirata

SD Muhammadiyah Gantong

Rumah Bambu

RM. Timpo Duluk

Hoklopan Simpang Rampat

Sotong Pangkong

Hari Terakhir

Suto Belitung Mak Janah

Kedai Kopi Ake

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun