Tidak jauh dari Kampung Ahok, kami berbalik arah dan bertemu dengan tempat wisata lainnya yaitu, Museum Kata Andrea Hirata, katanya ini merupakan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia. Banyak prestasi Laskar Pelangi tertera disini.Â
Banyak kutipan dari penulis-penulis dunia. Banyak spot yang artsy dan instagrammable pokoknya ! harus deh kesini. Harga masuknya Rp. 50.000 per orang dan nanti akan diberi sebuah buku saku laskar pelangi.Â
Setelah puas berfoto, kami pergi ke salah satu spot film laskar pelangi lainnya, yaitu Replika SD Muhammadiyah Gantong. Tiket masuknya Rp. 5000, Gedung SD nya tidak terlalu besar. Hanya ada dua ruang kelas, di halamannya terdapat sebuah tiang bendera dengan bendera Indonesia berkibar dengan bebasnya. Ketika masuk ke dalam kelas, kondisi lantainya tidak rata, kayu-kayu sebagai dinding penuh dengan coretan. Hanya kursi dan mejanya yang kondisinya cukup bagus.
Di sini, kami memesan berbagai makanan yang khas, yakni berego, tenggiri bungkus daun simpor, dan es cincau. Berego ini mirip dengan kwetiau tapi ukurannya lebih besar dan disiram dengan kuah santan ikan. Rekomendasi dari kami, beregonya enak tapi yang benar benar mencuri perhatian adalah Tenggiri bungkus daun simpornya. Rasanya enak, gurih dan sedikit pedas. Harum kemangi dan daun simpornya sangat tercium di hidung kita. Harus dicoba.
Tak cukup sampai disitu, kami mencari cemilan sebagai hidangan penutup. Kami berkendara dan berhenti sebuah lampu merah dan di emperan tokonya, ada penjual HOK LO PAN.Â
Kami penasaran dan mendekati gerobak itu. Ternyata yang dijual adalah martabak manis atau terang bulan kalau di Jogja. Kami lalu pesan 1, Hoklopan kombinasi, isinya coklat kacang, dan ketan hitam. Ketan hitamnya legit, coklat kacangnya gurih manis. Harga per loyang juga tidak mahal, cukup Rp. 35.000. Saya pribadi lebih menyukai dengan martabak tradisional seperti ini, saya tidak cocok dengan martabak kekinian yang pakai banyak toping, eneg, kalau untuk saya.
Hari terakhir ini kami harus pulang ke Jakarta, tetapi sebelum itu kami menyempatkan diri untuk mencoba menu sarapan khas Belitung. Kali ini kami mencoba Suto Belitung yang ada di warung Mak Janah kalau tidak salah, lokasinya berdekatan dengan Warung Kopi Ake.Â
Suto Belitung terdiri dari kupat, soun, emping, daging sapi, yang disiram dengan kuah santan. Makanan pendampingnya Kepiting Isi. Rasanya gurih, dengan rasa santan yang ringan. Cocok untuk sarapan. Kopi plus telur setengah matang juga tak lupa saya santap. Ah, nikmatnya sarapan kali ini. Puas makan, kami kembali ke penginapan dan memesan grabcar untuk mengantarkan kami ke bandara. Liburan kami telah usai. Kami kembali ke rumah. Semoga tulisannya memberikan inspirasi liburan ke Belitung ya....