Sekaten sudah hampir usai, perhelatan yang dimulai pada tanggal 18 November ini akan berakhir pada hari Minggu, 11 Desember 2016. Sekaten selalu menawarkan kesan yang spesial bagi seluruh warga Jogja. Hiburan murah tumpah ruah tersedia di pusat kota Jogjakarta.Â
Sejak sore hari, ramai orang datang ke Pasar Sekaten ini. Hiburan yang ditawarkan oleh Pasar Sekaten memang beragam, dari pasar malam, stand kuliner, wahana permainan, serta ratusan awul-awul (pakaian bekas) berjejer memenuhi area Alun-Alun Utara. Namun jangan hanya terpana pada pasar malamnya saja, Sekaten menawarkan kuliner tradisional yang tidak bisa ditemukan di tempat lainnya.
Endog Abang adalah bahasa Jawa dari telur merah. Telur merah ini terbuat dari telur ayam yang direbus dan dicat merah kulitnya. Biasanya telur ini ditusuk dengan sebatang bambu dan diberi hiasan. Para penjual telur ini juga sering menyandingkan kuliner ini dengan gulungan daun sirih tembakau dan bunga kantil.Â
Warnanya yang mencolok memang menarik perhatian orang orang untuk mampir melihat dan bertanya. Endog Abang mempunyai nilai filosofis yang tinggi, yakni warna merah melambangkan kesejahteraan dan telur melambangkan kelahiran. Bilah bambu yang digunakan untuk menusuk telur melambangkan hubungan antara Yang Maha Kuasa. Sehingga secara kesatuan Endog Abang dapat diartikan sebagai simbol kelahiran kembali untuk masa depan yang lebih baik  dengan tetap berpedoman kepada ketentuan Tuhan.
Sebelum memasuki area pasar malam, cobalah melipir sedikit ke depan Masjid Kauman. Kita langsung bisa melihat berderet lapak nasi gurih berbaris menawarkan dagangannya. Kalau kita masuk lebih dalam melewati gerbang, kita bisa menikmati seporsi nasi gurih ditemani alunan gamelan sekaten yang dimainkan sepanjang hari.Â
Sepiring nasi gurih berisi nasi diberi bermacam-macam toppingseperti suwir ayam, kedelai putih, kacang tanah , kedelai hitam, kering tempe, sambel krecek, pindang telur serta kerupuk rambak. Rasanya sangat nikmat, semua komponennya saling melengkapi menciptakan sensasi yang meriah dimulut. Seporsi Nasi Gurih dihargai Rp. 12.000, buka sore hari sampai pukul 22.00 WIB
Kuliner jahat yang satu ini memang tidak boleh dilewatkan untuk dicoba. Must try ! Sensasi lemak yang pecah di rongga mulut sangat berkesan. Walaupun termasuk kedalam kategori kuliner jahat, tetapi kuliner ini memang sangat lekat dengan sekaten. Makanan yang dibuat dari lemak sapi ini ditusuk dan dibakar. Cara paling mudah untuk menemukan penjual sate kere adalah dengan melihat asap yang ngebul dan harum bakaran yang khas. Lemak yang dibakar membuat asap bakaran sangat tebal dan harum. Untuk yang punya penyakit, tidak disarankan untuk makan makanan ini, dan harus dikonsumsi sesegera mungkin agar tidak mengeras kembali.Â
Sepanjang trotoar di pelataran alun alun utara saat Sekaten pasti akan dipenuhi dengan gerobak yang menjual gorengan seperti ini. Berjejer gerobak menjual hal yang persis sama, seperti bakwan, martabak telur dan manis, molen, cakue, dan sebagainya. Namun yang khas adalah Galundeng. Gorengan ini berbentuk seperti bantal dengan sedikit taburan wijen diatasnya. Rasa dari makanan ini sedikit manis, cocok sebagai teman berkeliling Sekaten.
Selamat mencoba, dan jangan sampai kelewatan untuk menikmati kuliner-kuliner ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H