Mohon tunggu...
Cahya Nugraha
Cahya Nugraha Mohon Tunggu... Human Resources - Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Baru menjelajahi 18 dari 17.000 pulau di Indonesia. Blog: rubikomugglo.weebly.com Twitter: @rubikomugglo Instagram: rubikomugglo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pengalaman Umroh: Mekah dan Makelar Hajar Aswad

15 Mei 2016   18:28 Diperbarui: 15 Mei 2016   21:01 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masjidil banyak tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa, banyak orang mencium ka'bah, memegangnya, menangis didepannya, tapi ada satu hal yang tidak bisa lepas dari perhatian saya yakni hajar aswad, selalu ramai dengan orang yang ingin menyentuhnya dan menciumnya. Konon katanya, dulu hajar aswad itu batu berwarna putih, lalu berubah menjadi hitam seiring dengan banyaknya manusia yang menciumnya, ada yang bilang kalau hajar aswad menyerap dosa manusia dan akan semakin hitam dari hari ke hari, bentuknya hitam dan agak cekung terletak di sebelah pintu ka'bah.

Saya sungguh penasaran dengan bagaimana bentuknya batu tersebut, sukur sukur bisa memegangynya ataupun menciumnya. Di dua hari terakhir saya di Mekah, saya benar benar berusaha untuk menuju batu tersebut. Terlalu banyak orang yang ingin melakukan hal yang sama, dan semua berdorong-dorongan, sangat menguras tenaga. 

Saya berkali kali keluar dari kerumunan dengan badan lusuh karena penuh keringat, lemas karena terhimpit orang orang arab yang badannya mirip raksasa. Akhirnya saya melakukan riset, bertanya dengan beberapa orang bagaimana caranya. Akhirnya ada yang memberikan tips yakni jangan membawa apapun kecuali badan, lalu mengendap endap dari pojok ka'bah, kalau rejekinya ada, momennya dapet, ya dapetlah itu memegang atau mencium hajar aswad. 

Saya berusaha beberapa kali dan hampir menyerah, tiba tiba ada orang Indonesia tampak seperti santri mendekati saya lalu berkata, "Mas mau dianter ke hajar aswad?" lalu saya pun menolak tawaran tersebut dengan alasan mau mencoba sendiri tanpa bantuan. Beberapa saat setelah itu, saya pun menyerah dan kembali ke hotel. Besoknya saya bisa menyentuh hajar aswad dan menciumnya. Tak terasa saya sudah harus berpisah dengan Mekah dan saya akan menuju rumah. 

Saat di bandara, seperti biasa kami bercerita dengan jamaah lain tentang pengalaman ibadah yang telah kami lakukan, saat saya bercerita tentang Hajar Aswad, ada satu jamaah yang nyeletuk, "Wah saya juga ditawari mas? saya terima lalu saya diantarkan, saya bersyukur ada orang baik yang mau bantuin, setelah diantarkan dia tiba tiba meminta 100 Riyal karena sudah membantu mengantarkan ke hajar aswad, saya gak punya uang, saya kasih 50 Riyal. Ternyata Makelar Hajar Aswad". Saya merasa kasihan, tapi juga bersyukur disaat yang sama karena saya tidak kena. 

Saya lalu teringat kata CakNun bahwa orang Indonesia itu bisa menggabungkan sifat setan dalam malaikat dengan luwes. Saya sampe sekarang masih geleng geleng, di Masjidil Haram, di Masjid yang paling agung, yang ada ka'bahnya, yang kalau berbuat baik nilainya 100.000 lebih baik dari masjid lain, orang Indonesia dengan tenang jadi Makelar di Hajar Aswad, Salut ! AHAHAHAHAHA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun