Mohon tunggu...
Cahya Nugraha
Cahya Nugraha Mohon Tunggu... Human Resources - Suka naik gunung, camping, jalan-jalan, makan-makan. @rubikomugglo

Baru menjelajahi 18 dari 17.000 pulau di Indonesia. Blog: rubikomugglo.weebly.com Twitter: @rubikomugglo Instagram: rubikomugglo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Indahnya Matahari Terbit dan Pemandangan Bawah Laut Tulamben

2 Mei 2016   12:04 Diperbarui: 2 Mei 2016   12:15 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detik-detik paling mendebarkan adalah saat baju pelampung dibuang anginnya, dengan perlahan saya turun menuju kedalaman lautan, sungguh saya bisa merasakan detak jantung ini berdebar begitu kencang, bulu kuduk merinding karena takut tenggelam, dan masih banyak pikiran pikiran negatif lainnya yang sekilas datang dalam sepersekian detik. Setelah berusaha sebaik mungkin menenangkan diri, saya berada di dasar pantai tersebut, menunggu arahan dari Diving Buddy saya untuk menyelam lebih dalam, yang saya rasakan ternyata Diving itu seru, mendebarkan, indah, menakjubkan.

Kita mulai turun lebih dalam, disana saya melihat banyak ikan ikan dan pecahan kapal. Diving spot di Tulamben ini memang terkenal karena Shipwreck / pecahan kapalnya yang sekarang telah terdapat terumbu karang diatasnya. Makin dalam dan makin lama menyelam, air masuk kedalam google saya entah kenapa, saya pun panik, mau naik ke atas sudah terlalu dalam dibawah dan tidak berani, saya pun selama beberapa menit terus meniupkan udara melalui hidung agar tetap bisa melihat. Pelajaran yang saya dapat dalam menyelam ini adalah jangan sekali-kali menyentuh karang tanpa sarung tangan, tangan saya melepuh karena menyentuh "Bulu Ayam" rasanya panas sekali !

Setelah sekitar 40 menit didalam air, kami pun naik ke permukaan, tak terasa saya bisa menyelesaikan penyelaman ini. Setelah sampai permukaan saya tak kuat untuk berdiri, lemas betul ! seperti habis semua tenaga, mulut pun kering, haus. Tapi tak apa, poin pentingnya saya bisa menaklukkan ketakutan saya sendiri. Setelah itu, kami bersiap pulang ke Denpasar, pada saat hendak pulang kami menyempatkan diri ke pantai Kuta, tapi lagi lagi Kuta sudah terlalu ramai untuk melihat sunset, kita akhirnya pergi ke Joger dan setelah itu beristirahat dan keesokan perjalanan ini berakhir karena kami harus ke Jogja.

Pesan saya, Berpetualanglah selagi bisa !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun