Mohon tunggu...
Rubiana Dewi
Rubiana Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berbahagia meski dari hal kecil dan menabur sebanyak banyak manfaat dimuka bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Ada Waktu

13 September 2022   19:46 Diperbarui: 13 September 2022   19:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca yang gerimis,membuat Bu Riana bersegera berangkat ke sekolah tempatnya mengajar.  Dibelakang motornya anak laki-lakinya duduk dengan tenangnya. Diperjalanan Bu Riana larut dalam khayalan. 

Setelah sempat melihat status Wa temannya pagi tadi. Keinginan seorang ibu ingin anaknya mondok. Hati Bu Riana pun larut dalam kesedihan. Tapi dia harus bangkit kembali. 

Dia berkeinginan,sangat berkeinginan seperti orang lain. Tapi ada hal yang tak.mampu ia wujudkan, karena sesuatu hal yang mungkin hanya Bu Riana yang tahu. Serta sedikit orang yang mengerti. Kembali Bu Riana seperti biasa,menguatkan hatinya. "Ini jalanku, setiap orang punya jalannya masing-masing" Ucap Bu Riana dalam hati. 

Di Khayalan Bu Riyana muncullah impian. Aku mungkin takkan mampu seperti yang lain,tapi apa aku punya kesempatan memberikan anakku pendidikan yang terbaik. 

Seandainya saja ruangan disamping yang baru dibangun selesai. Mungkinkah beranda depan bisa dijadikan tempat buat belajar anak-anak. Bukan hanya diajari mengaji seperti biasanya. Seperti yang biasa Bu Riana Lakukan sehabis Maghrib. 

Seandainya ada waktu di sore hari, dengan bermodal papan tulis dan meja lesehan. Anak-anak komplek bisa belajar bacaan-bacaan sholat dan wudhu. Bahkan mungkin belajar  sifat dua puluh sebagai dasar tauhid. 

Bukan hanya sekedar belajar membac Al-Qur'an. Tapi juga menulisnya. Mengajar anak orang  lain sekaligus mengajar anak sendiri. Khayalan Bu Riana terhenti karena dia sudah sampai ditempatnya bekerja. Sudah banyak anak-anak didiknya datang ke sekolah. Termasuk anaknya sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun