Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dengan proses kehidupan manusia. Manusia memang menjalani sebuah siklus kehidupan yang dimulai dari lahir, tumbuh, berkembang, dan mati, namun perlu menjalani tahapan perkembangan dalam berbagai aspek, salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung, hingga penyelesaian masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut tentunya dapat diasah di bangku sekolah maupun perkuliahan.Â
Selain mengasah kemampuan dasar yang dimiliki manusia, pendidikan juga merupakan sebuah alat perjuangan untuk membebaskan suatu bangsa dari perbudakan dan belenggu penjajahan, seperti apa yang dilakukan oleh para tokoh pergerakan Indonesia di awal abad ke-20 maupun intelektual Afrika periode 1950-60an.Â
Lalu, jika sekolah adalah scam, maka para tokoh pergerakan Indonesia maupun dunia ketika proses dekolonisasi, mereka terkena penipuan dong? Memang, kurikulum yang digunakan pada saat itu adalah kurikulum kolonial, akan tetapi mereka mampu melakukan dekonstruksi dengan membaca berbagai literatur pendukung untuk melawan penjajahan dan juga memiliki bekal dasar yaitu matematika, ilmu alam, ilmu sosial-humaniora, hingga sastra.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H