Mohon tunggu...
Rubeno Iksan
Rubeno Iksan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah S1 di Universitas Negeri Semarang

Pena lebih tajam daripada pedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sesat Pikir "Sekolah itu Scam"

29 April 2024   20:39 Diperbarui: 29 April 2024   20:43 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bangku perkuliahan. (Pexels)

Secara sosiologis, sekolah merupakan salah satu sarana sosialisasi sekunder untuk membentuk karakter anak maupun memberikan bekal kepada anak dengan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan menulis, membaca, berhitung, dan menyelesaikan masalah. Dapat dikatakan bahwa sekolah adalah tahap selanjutnya dari sosialisasi primer yang dilakukan oleh lembaga keluarga. 

Dalam sudut pandang sejarah, sekolah juga merupakan tempat munculnya pergerakan nasional di masa-masa menjelang keruntuhan kekuasaan kolonial Hindia Belanda. Banyak organisasi pergerakan yang justru muncul di sekolah-sekolah Belanda, seperti Boedi Oetomo (BO) yang embrionya muncul di sekolah kedokteran (STOVIA) pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi mahasiswa daerah seperti Jong Java/Tri Koro Darmo, Jong Batak, Jong Islamieten Bond (JIB), semua bermula dari sekolah. 

Jika dilihat dari perspektif pergerakan nasional, sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk menambah pengetahuan sekaligus mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang akan datang, namun sekolah juga berfungsi sebagai alat perlawanan melawan kesewenang-wenangan penjajah. Dengan adanya sekolah, kaum bumiputra yang masih tertutup matanya, mampu membuka cakrawala baru serta mulai sadar akan bangsa mereka sendiri yang sedang terbelenggu. 

Antara kurun waktu 1920-30an, berbagai sekolah yang didirikan oleh perorangan/sekolah liar (seperti Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantoro maupun sekolah milik Muhammadiyah) yang membuat pemerintah kolonial berang, sampai-sampai Gubernur Jenderal Bonifacius de Jonge harus mengeluarkan sebuah peraturan tentang larangan pendirian sekolah yang tidak didirikan oleh pemerintah (wildeschool ordonantie) yang disahkan pada tahun 1932. 

Pentingnya duduk di bangku kuliah

Ilustrasi bangku perkuliahan. (Pexels)
Ilustrasi bangku perkuliahan. (Pexels)

Setelah mempersiapkan bekal di jenjang pendidikan dasar dan menengah, anak dituntut untuk memperdalam ilmu dan mengasah kemampuan berpikir kritis di bangku perkuliahan, sesuai dengan spesialisasi disiplin ilmu yang diminati. 

Bangku perkuliahan juga merupakan pintu gerbang menuju dunia kerja, karena para pelamar kerja nantinya dimintai ijazah dan transkrip nilai serta pengalaman organisasi oleh sebuah HRD di perusahaan-perusahaan, apalagi perusahaan tersebut bersifat multinasional. 

Jenjang perkuliahan (atau pendidikan itu sendiri) juga menunjukkan tingginya derajat suatu manusia dalam proses mobilitas sosial menurut Pitirim Sorokin. Semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka semakin mudah bagi individu untuk meningkatkan kelas sosialnya, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, banyak orang tua yang menuntut agar anaknya berpendidikan tinggi, bahkan rela menjual kekayaan mereka agar bisa mengangkat derajat keluarga melalui bangku perkuliahan.

Apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa kuliah adalah menganggur selama 4 tahun dengan gaya, hal tersebut tentu salah besar. Memang, ada orang yang berpendidikan namun tidak memiliki adab sehingga memunculkan bibit-bibit korupsi, namun orang yang beradab tentunya sudah berpendidikan. Kuliah pada hakikatnya merupakan sebuah tahapan selanjutnya dari proses pertumbuhan suatu individu. Bahkan, beberapa perusahaan juga mencantumkan ijazah S1/S2 dan transkrip nilai sebagai persyaratan untuk masuk ke dunia kerja. 

Epilog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun