Mohon tunggu...
Rubeno Iksan
Rubeno Iksan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah S1 di Universitas Negeri Semarang

Pena lebih tajam daripada pedang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dahsyatnya "Greschinov Effect"

23 Januari 2024   19:44 Diperbarui: 23 Januari 2024   19:44 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan 'Israel' namanya jika tidak menutup-nutupi kejahatan perangnya. Dalam sidang PBB misalnya, Palestina dianggap sebagai pihak yang dipersalahkan bagi 'Israel'. Begitupula ketika sesi sidang di Mahkamah Internasional melawan pihak Afrika Selatan yang mengajukan perkara genosida di Gaza, pihak 'Israel' selalu menyebut kata 'Khamas' selama 137 kali. 

Namun, berkat adanya 'Julid fii sabilillah' yang menimbulkan efek Greschinov ini, satu per satu, bukti dugaan genosida oleh tentara zionis 'Israel' satu per satu mulai terkuak. 

Efek Greschinov mengakibatkan hancurnya kredibilitas negara 'Israel' di mata dunia dan terancam terisolasi dari pergaulan internasional, serta dukungan terhadap Palestina semakin menguat. Misalnya, ketika pengesahan resolusi tentang gencatan senjata yang digodok pada Oktober 2023 lalu, sebanyak 121 negara mendukung resolusi tersebut, walaupun diveto oleh Amerika Serikat, yang merupakan salah satu dari 14 negara yang menolak gencatan senjata. 

Dari berbagai fakta-fakta tersebut, efek Greschinov yang berawal dari gerakan Julid fii Sabilillah ini tentunya memiliki efek yang sangat dahsyat, tidak hanya bagi 'Israel', namun seluruh dunia. 

Semenjak bulan November 2023 lalu, ketika gerakan ini mulai dimasifkan, 'Israel' mulai kehilangan taringnya secara perlahan untuk meneruskan peperangan melawan pejuang Palestina. Apalagi, di masa globalisasi, media sosial adalah senjata paling ampuh dalam menyuarakan berbagai isu-isu yang kekinian, termasuk isu kejahatan perang 'Israel' di Gaza. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun