Bukan 'Israel' namanya jika tidak menutup-nutupi kejahatan perangnya. Dalam sidang PBB misalnya, Palestina dianggap sebagai pihak yang dipersalahkan bagi 'Israel'. Begitupula ketika sesi sidang di Mahkamah Internasional melawan pihak Afrika Selatan yang mengajukan perkara genosida di Gaza, pihak 'Israel' selalu menyebut kata 'Khamas' selama 137 kali.Â
Namun, berkat adanya 'Julid fii sabilillah' yang menimbulkan efek Greschinov ini, satu per satu, bukti dugaan genosida oleh tentara zionis 'Israel' satu per satu mulai terkuak.Â
Efek Greschinov mengakibatkan hancurnya kredibilitas negara 'Israel' di mata dunia dan terancam terisolasi dari pergaulan internasional, serta dukungan terhadap Palestina semakin menguat. Misalnya, ketika pengesahan resolusi tentang gencatan senjata yang digodok pada Oktober 2023 lalu, sebanyak 121 negara mendukung resolusi tersebut, walaupun diveto oleh Amerika Serikat, yang merupakan salah satu dari 14 negara yang menolak gencatan senjata.Â
Dari berbagai fakta-fakta tersebut, efek Greschinov yang berawal dari gerakan Julid fii Sabilillah ini tentunya memiliki efek yang sangat dahsyat, tidak hanya bagi 'Israel', namun seluruh dunia.Â
Semenjak bulan November 2023 lalu, ketika gerakan ini mulai dimasifkan, 'Israel' mulai kehilangan taringnya secara perlahan untuk meneruskan peperangan melawan pejuang Palestina. Apalagi, di masa globalisasi, media sosial adalah senjata paling ampuh dalam menyuarakan berbagai isu-isu yang kekinian, termasuk isu kejahatan perang 'Israel' di Gaza.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H