Gibran kemudian menanggapi statement dari cawapres yang berpasangan dengan Anies Baswedan ini dengan mengungkit-ungkit sikap Cak Imin yang ikut dalam acara tumpengan di Penajam Paser, tempat di mana komplek IKN berdiri bersama para pejabat pemerintah.Â
Selain itu, apabila dilihat dari anggarannya, tentu menelan biaya yang tidak sedikit. Dilihat dari anggaran untuk membangun IKN dari tahun 2022-23 mengalami pembengkakan yang cukup signifikan, yaitu dari APBN 2022, alokasi anggaran untuk pembangunan IKN berjumlah 5.5 triliun rupiah. Dalam APBN 2023, jumlah alokasi dana untuk pembangunan IKN meningkat dengan jumlah biaya 29.3 triliun rupiah. Sementara, gagasan Cak Imin terkait dengan pengembangan 40 kota agar setara dengan Jakarta, walaupun ia tidak menyebutkan kota-kota yang dimaksud secara eksplisit, gagasan tersebut dinilai tidak realistis oleh pakar perkotaan.Â
Menurutnya, gagasan penataan 40 kota yang diusulkan oleh 'El Slepet' ini terkesan tidak realistis dan hanya mementingkan retorika politik, karena Jakarta yang memiliki APBD hingga 80 triliun rupiah saja masih menghadapi berbagai permasalahan yang tidak bisa diatasi dalam jangka panjang. Mulai dari masalah polusi, kemiskinan, kriminalitas, ketimpangan sosial, hingga kesemrawutan lalu-lintas, hal itulah yang membuat gagasan 'kang slepet' tidak bisa diterima secara akal sehat.Â
'El Slepet' dan pertanyaan menjebak tentang SGIE
SGIE yang dimaksud bukan akronim dari Soe Hok Gie, namun merujuk pada indeks ekonomi syariah yang diterapkan di seluruh negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia. Dalam pemeringkatan SGIE per tahun 2022, Indonesia konsisten menempati posisi keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.Â
Dalam debat kedua yang melibatkan ketiga cawapres yang akan bertanding dalam pesta demokrasi pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, permasalahan ekonomi syariah merupakan salah satu bahan pembicaraan dalam debat kali ini. Apalagi, Indonesia adalah salah satu negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.Â
Di sesi sebelum debat berakhir, Gibran menanyakan masalah upaya peningkatan peringkat Indonesia dalam SGIE di masa yang akan datang kepada Cak Imin, mengingat ketua umum PKB itu berasal dari kalangan santri. Cak Imin tidak tahu-menahu soal SGIE dan ekonomi syariah, yang kemudian di-gangbang oleh 'Samsul' dengan nada sedikit meledek.Â
"Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit, Gus Muhaimin," begitulah kira-kira ucapan si 'Samsul' ketika menanggapi 'kang slepet' yang kesulitan menjawab pertanyaan yang bersifat teknis tersebut.Â
Dapat dikatakan bahwa pada debat kedua kemarin, 'Samsul' dengan visi keberlanjutannya ini terlihat lebih unggul di panggung dengan gagasan-gagasan yang realistis dan visioner, sama seperti Mahfud MD, yang tidak dimiliki oleh 'El Slepet' yang sedari awal debat sudah melahirkan gagasan-gagasan yang 'ngelantur' dan tidak realistis, atau hanya mementingkan retorika untuk mengambil hati para pendukungnya dan pemilih dari berbagai generasi, terutama para pemilih pemula yang berasal dari generasi Z.Â
Sanggupkah 'El Slepeto' menyerang kembali 'Samsul' dalam debat keempat mendatang? Atau tetap dengan pernyataan-pernyataan blundernya?Â