Terutama bagi generasi Z yang dikenal sangat memperhatikan kesehatan mentalnya dalam berbagai aspek serta dinilai mudah rapuh. Menurut laporan CDC (seperti dinas kesehatan di Amerika Serikat), generasi Z di Amerika Serikat selama pandemi memiliki angka bunuh diri yang tinggi selama 50 tahun terakhir, dengan angka 56%.Â
Di Indonesia sendiri, angka bunuh diri Indonesia per tahun 2023 berjumlah 663 kasus, apabila merujuk pada data milik kepolisian yang dirunut dari bulan Januari hingga Juli.Â
Penyebabnya beragam, ada yang didasari atas motif ekonomi, bahkan ada juga yang disebabkan oleh tekanan mental di lingkungan perkuliahan maupun kerja.Â
Lingkungan perkuliahan rentan membuat mahasiswa bunuh diri karena mahasiswa biasanya dihadapkan pada tekanan-tekanan akademik seperti tugas-tugas yang bersifat umum, tugas proyek, ujian, hingga tugas akhir (D3 dan D4) dan skripsi (S1).Â
Belum lagi tekanan-tekanan dari luar seperti orang tua yang perfeksionis (menginginkan anaknya menjadi lebih sempurna sesuai kemauan orang tua, misalnya sang anak harus mendapat IPK 4.0 dan lulus dengan predikat summa cum laude.
Kalau kurang dari 4.0 ga boleh pulang ke kampung halaman) maupun masalah internal keluarga (misalnya pisah ranjang/cerai). Faktor terakhir adalah tekanan-tekanan psikologis akibat bullying baik oleh teman satu kelasnya maupun dari senior (kating).Â
Tekanan-tekanan tersebut mengakibatkan mahasiswa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup dengan berbagai cara, meskipun cara tersebut tidak masuk akal. Dalam kasus bullying, mahasiswa bisa berubah kepribadiannya menjadi antisosial bahkan bisa menjadi seorang psikopat yang kejam apabila tidak ditangani secara serius.Â
Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang yang antisosial menjadi psikopat, dan orang-orang yang memiliki kepribadian psikopat sudah tentu antisosial.Â
Salah satu langkah paling tepat bagi mahasiswa generasi ZÂ
Generasi Z (1996-2010) secara karakteristik hampir sama dengan generasi milenial (1980-90an) dalam hal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), namun selangkah lebih maju dibandingkan generasi milenial dalam hal pemikiran.Â