Mohon tunggu...
Ruben Krisnandito
Ruben Krisnandito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bioteknologi

an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Seberapa Tercemar Sungai Opak Bagian Hilir?

13 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 13 Juni 2023   13:17 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada grafik kandungan kromium pada tanaman diatas terlihat titk 2 memiliki kandungan tertinggi dibandingkan dengan titik lainnya yaitu 0,837mg/L hal ini dapat dipengaruhi sumber limbah yang masuk ke badan air titik 2 yang berasal dari TPA Piyungan di mana diketahui bahwa air lindi dari TPA Piyungan mengandung banyak logam berat (kromium). berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Whardhana (2008),  a kandungan logam berat  pada air lindi di TPA Piyungan sebesar 0,603 mg/l.Hal ini berpotensi terjadinya pencemaran air tanah oleh logam berat yang berasal dari air lindi yang bergerak meresap kedalam tanah (Kasam, 2011). Oleh karena itu tanaman yang membutuhkan air dan tanah terkontaminasi oleh kandungan logam berat (kromium) dari tanah dan air tersebut. Namun berbeda dengan titik 1,3, 4,5,dan 6 karena selain memiliki tanaman yang sedikit tumbuh di sekitar titik pengamatan juga limbah yang masuk tidak terlalu berat dan masih dapat terabsopsi secara alami sehingga kandungan kromium pada tanaman banyak.

 

4.Air

air-6487f7d34d498a1e2256ead2.png
air-6487f7d34d498a1e2256ead2.png

Pada grafik kandungan kromiun dalam air terlihat  bahwa titik 2 menjadi titik paling tinggi cemaran logam berat kromium. Sama seperti parameter sebelumnya titik 2  yaitu 0,537 mg/L merupakan titik tertinggi dalam cemaran kromium hal ini disebabkan oleh kandungan limbah yangmasuk kedalam badan air yang cukup tinggi akan logam berat (kromium). 

Selain itu ada juga faktor kimia seperti pH dapat mempengaruhi kandungan logam berat kromium (Cr) di perairan dimana pH pada titik 2 berada di rasio paling tinggi dibanding titik sebelumnya yaitu 7-8 sehingga pH yang tinggi membentuk senyawa kompleks berupa perubahan kromium (Cr) dari bentuk karbonat menjadi bentuk hidroksida yang sulit terlarut dalam air sehingga dapat berikatan  dengan pertikel air yan g kemudian mengendap didasar perairan (Wulandari, 2012).

Sedangkan pada titik 1, 3, 4, 5, 6,7dan 8  memiliki kadungan kromium (Cr) yang terbilang rendah  hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu menurut Mariati (1998) menjelaskan bahwa siklus pasang surut air menyebabkan kuantitas logam berat ktomium (Cr) pada satuan massa air tertentu akan menurun. Selain itu menurunnya kadar logam berat kromium dipengaruhi oleh faktor kimia seperti temperatur, kedalaman, salinitas dan DO.

KESIMPULAN

Grafik pada pembahasan merupakan visualisasi hasil pengolahan data praktikum tahun 2022-2023 mengunakan metode Atomic Absorbantion Spektrofotometer (AAS) dan jika dibandingkan dengan baku mutu air sungai menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No 20 Tahun 2008, Sungai Opak Bagian Hilir diketahui bahwa akumulasi logam berat di dalam sampel pada titik 2 dan 5 mengalami kenaikan signifikan yang diakibatkan jumlah limbah logam berat yang masuk. sehingga apabila dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan diketahui bahwa kualitas sumber air yang ada di Kawasan Industri Piyungan berada di kelas 3.

 PUSTAKA :

Aditriawan, R. d. (2016). Keberadaan logam berat (Hg, Pb dan Cd) pada ikan dan sedimen di Muara Cimanuk, Kabupaten Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Ikan IX, Jakarta, 24 Mei 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun