Mohon tunggu...
Ruben Krisnandito
Ruben Krisnandito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bioteknologi

an ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Seberapa Tercemar Sungai Opak Bagian Hilir?

13 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 13 Juni 2023   13:17 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBAHASAN

  • Lokasi Sampling
  • Titik 1- Kontrol (Bendungan Karangploso)
  • Titik 2- Inlet (Muara Sungai Banyakan ke Sungai Opak)
  • Titik 3- Bendungan Canden
  • Titik 4- (Tempuran Sungai Opak-Sungai Oyo)
  • Titik 5- Bendungan Jembatan Kretek
  • Titik 6- Kepala Muara (Bagian sungai sebelum masuk ke muara)
  • Titik7- Leher mara (Bagian tengah muara)
  • Titik 8- Mulut muara (bagian muara masuk ke laut)

Grafik cemaran krom

1. Sedimen

sedimen-6487f61c08a8b5022b7a5482.png
sedimen-6487f61c08a8b5022b7a5482.png

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sedimen mengalami kenaikan dan penurunan kandungan kromium pada setiap titik.  Pada titik 2 dan titik 5  mengalami kenaikan yang signifikan    dari titik 1 yaitu 0,669 ke titik 2 yaitu 1,782 dan1,669mg/L  hal ini dapat terjadi karena logam berat kromium memiliki sifat yang mudah mengikat bahan organik dan cenderung mengendap pada dasar air yang selanjutnya akan menyatu dengan sedimen sehingga kandungan logam berat dalam sedimen lebih tinggi (Harahap, 1991). Namun hal ini berbanding terbalik dengan Pada titik 1, 3 , 4, dan  6,  d memiliki kadar pencemaran yang hampir sama yaitu 0,7 mg/L,  0,691 mg/l   0,669 mg/L,  dan 0,675 mg/L hal ini dapat dipengaruhi oleh kandungan logam berat (kromium) yang mengalami tuberlensi (pengadukan) pada sedimen yang dipengaruhi oleh faktor arus.  Dan pada titk 6 dan 8 memiliki kadar pencermaran kromium yang terbilang sedikit yaitu 0,281 mh/L dan 0,22 mg/L hal tersebut dapat terjadi karena menurut penelitian (Wardhana, 2015) di bagian tengah muara mengalami erosi namun tetap mengalami pengendapan sehingga sedimen yang masuk ke muara hampir sama dengan yang keluar namun jumlah yang di bagian tengah justru berbanding lebih besar.

2. Biota

biota-6487f7334d498a65bb6ff5c4.png
biota-6487f7334d498a65bb6ff5c4.png

 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa titik 5 adalah titik dengan kandungan kromium tertinggi yaitu 2,00 mg/L dan titik 1  yaitu 0,2 mg/L merupakan titik dengan kandungan kromium yang terbilang cukup rendah namun pada titik lainnya seperti titi 2, 3, 4, 6, 7 dan 8 memiliki selisih yang tidak jauh berbeda yaitu  0,741 mg/L, 0,644 mg/L, 0,963 mg/L, 0,781 mg/L, 0,787mg/L, dan 0,5 mg/L. Hal ini dapat terjadi karena logam berat yang masuk kedalam badan  air berpindah melakui 3 proses yaitu pengendapan, absorbs dan absorbs oleh organisme perairan. Tinggi rendahnya kandungan logam kromium dipengaruhi oleh jumlah masuknya limbah logam berat ke dalam badan air. Pada saat  pangambilan sampel di titik 5 terlihat air yang sangat keruh sehingga diduga menjadi faktor utama biota dapat menyerap kromium dengan banyak sedangkan pada titik 1 terlihat air yang cukup jernih hal ini memungkinkan air biota tidak tercemar logam berat kromium. Pada titik lainnya seperti 2, 3, 4, 6, 7 dan 8, memiliki tingkat kekeruhan yang hampir sama sehingga memungkinkan kadar logam berat pada biota yang ditemukan  tidak jauh berbeda.

 

3.Tanaman

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun