Dan penggunaan istilah seperti "Profesional Konsultan" memperkuat kredibilitas, dan memberikan kesan bahwa saran yang diberikan atas dasar pengetahuan yang dimiliki.Â
Pathos (Emosi)
Pathos terlihat kuat dalam cara pembicara mengarahkan perhatian pada emosi audiens, seperti kecemasan dan ketidakpastian. Pembicara mendorong audiens untuk menyadari mempertanyaan kenormalan adalah pengalaman universal, sehingga meredakan perasaan terisolasi.Â
Emosi seperti takut dihakimi dan juga merasakan cemas dimanfaatkan untuk menciptakan emosional kepada audiens, yang memungkinkan mengalami hal yang sama. Pembicara membahas tentang rasa takun akan penghakiman, yang sering dialami secara mendalam oleh orang orang yang mempertanyakan perilaku atau perasaan mereka.
Logos (Logika)
Argumen yang logis digunakan dengan baik dalam penjelasan bahwa pertanyaan yang membahas kenormalan adalah suatu fenomena yang sangat umum yang muncul dari kurangnya hubungan dekat dan terlalu banyak pikiran atau overthinking.Â
pembicara memberikan solusi logis kepada audiens untuk membina hubungan yang sehat dan mencari dukungan dari orang-orang terpercaya, contoh pertayaan sederhada yang ada dalam video tersebut seperti "apakah aku normal jika tidak mengaduk bumbu ketika menyajikan mie instant?"Â
digunakan untuk menunjukan bahwa kebiasaan kecil dapat memunculkan pertanyaan dan keraguan tentang kenormalan, yang menguatkan narasi bahwa tidak ada satupun standar kenormalan yang berlaku untuk semua orang.Â
Dialektika: Tesis, Antitesis, dan Sintesis.Â
Tesis
Tesis awal yang diangkat dalam video YouTube ini adalah bahwa banyak orang yang merasa cemas den mempertanyakan apakah perilaku atau pikiran yang mereka anggap normal di masyarakat. Seperti pertanyaan tentang "kenormalan" seperti cara makan yang benar atau perasaan pribadi menjadi dasar tesis ini.Â