Mohon tunggu...
Ruben S
Ruben S Mohon Tunggu... Lainnya - Tekhnologi Informasi

Pegiat Tekhnologi Informasi dan Umum

Selanjutnya

Tutup

New World

Sabotase AI Terhadap Perekonomian: Fakta atau Fiksi ?

9 Januari 2025   02:15 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:01 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era revolusi industri keempat, kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu teknologi paling berpengaruh dalam mengubah cara manusia bekerja dan berbisnis. Namun, tidak semua perubahan yang dibawa AI diterima dengan tangan terbuka. Beberapa pihak mengklaim bahwa AI dapat "mensabotase" perekonomian. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan sabotase AI, dan seberapa jauh kebenarannya?

1. Meningkatkan Efisiensi, Menghapus Lapangan Kerja

AI telah menggantikan pekerjaan manusia di berbagai sektor, seperti manufaktur, layanan pelanggan, dan transportasi. Misalnya, robot otomatis di pabrik dapat menghasilkan produk dengan kecepatan dan akurasi yang jauh lebih tinggi daripada tenaga kerja manusia. Namun, di sisi lain, hal ini menyebabkan pengangguran massal, terutama di kalangan pekerja dengan keterampilan rendah.

Menurut laporan McKinsey Global Institute, hingga tahun 2030, sebanyak 400 juta pekerjaan di seluruh dunia dapat digantikan oleh AI. Pengurangan lapangan kerja ini sering kali dianggap sebagai "sabotase" terhadap ekonomi berbasis tenaga kerja tradisional.

2. Manipulasi Pasar oleh Algoritma AI

Di dunia keuangan, AI memainkan peran penting dalam analisis data dan perdagangan saham. Namun, beberapa ahli khawatir bahwa algoritma perdagangan otomatis dapat menyebabkan volatilitas pasar yang ekstrem. Pada tahun 2010, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai "Flash Crash" terjadi, di mana pasar saham AS kehilangan hampir $1 triliun dalam hitungan menit akibat kesalahan dalam algoritma perdagangan.

Ketergantungan berlebihan pada sistem AI dalam pengambilan keputusan keuangan juga meningkatkan risiko manipulasi pasar. Pelaku kejahatan siber dapat meretas algoritma untuk memanipulasi harga saham atau mata uang.

3. Monopoli Teknologi oleh Raksasa AI

Perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft memimpin dalam pengembangan teknologi AI. Dominasi mereka menciptakan ketimpangan ekonomi yang semakin lebar, di mana sebagian besar keuntungan terkonsentrasi pada segelintir pihak. Situasi ini mengancam keberlangsungan bisnis kecil dan menengah, yang sulit bersaing dalam hal akses teknologi dan sumber daya.

4. AI dan Disinformasi Ekonomi

AI juga digunakan untuk menciptakan disinformasi, seperti berita palsu atau manipulasi data ekonomi. Teknologi deepfake, misalnya, dapat digunakan untuk menyebarkan laporan palsu yang dapat memengaruhi kepercayaan pasar atau menggerakkan opini publik secara tidak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun