Perbandingan harga dalam USD/MMBTU menunjukkan bahwa bioCNG adalah salah satu bahan bakar termurah, kecuali gas alam yang disalurkan melalui pipa PGN dan batu bara. Meskipun demikian, harga bioCNG ini tidak sejalan dengan harga jual CNG yang digunakan sebagai bahan bakar transportasi, yang ditetapkan sebesar Rp 3100 per liter setara premium (lsp) atau sekitar 6,78 USD/MMBTU, berdasarkan nilai tukar USD=Rp 14.500 sesuai dengan Kepmen ESDM No.2932/K/12/MEM/2010.
Analisis menunjukkan bahwa harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga gas untuk beberapa industri penting seperti pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet, yang sesuai Perpres 40/2016 dipatok pada 6 USD/MMBTU.
Harga jual bioCNG sangat dipengaruhi oleh skala produksi, di mana dalam studi ini produksinya dibatasi pada 233.851 BBTUD, jauh lebih kecil dibandingkan produksi gas alam. Oleh karena itu, produksi bioCNG dalam jumlah tersebut belum memadai untuk memenuhi kebutuhan besar seperti pembangkit listrik atau industri skala besar.
Perlu digaris Bawahi
Kita sudah mengetahui bahwa pemanfaatan POME sebagai sumber energi terbarukan dalam bentuk energi listrik tidak hanya efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan Net Zero Emission, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan negara melalui penjualan bioCNG. Sehingga kelapa sawit dapat memberikan banyak manfaat yang berguna bagi lingkungan dan negara kita. Ini merupakan target yang harus di capai dan ditingkatkan terus menerus untuk mengurangi pemanasan global dan demi mendukung pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H